Tampilkan postingan dengan label jawa tengah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jawa tengah. Tampilkan semua postingan

Guci Indah

Jumat, 16 Juli 2010


Guci Indah adalah Objek wisata yang memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. Dari kota Slawi berjarak ± 30 km sedangkan dari kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan.

Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tigabelas buah serta pancuran 7.

Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Untuk berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan dengan menyewa kuda dengan tarif sewa yang relatif murah.

Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon, kalau mandi pada jam dua belas malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun.

Sahibul hikayat, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini.

Fasilitas yang tersedia antara lain penginapan (kelas Melati sampai berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.

sumber : jingoajib.blogspot.com
READ MORE - Guci Indah

Surga Dunia di Karimun Jawa

Sabtu, 10 Juli 2010

Mendengar kata pantai dan laut, pasti yang terlintas di pikiran anda adalah Bali, tetapi tanpa kita sadari masih banyak pantai dan laut di Indonesia yang belum tersentuh oleh tangan-tangan usil manusia, dan masih terjaga kelestariannya.


Karimun Jawa, dengan keindahan pemandangan yang luar biasa, serta laut dan pantainya yang mengundang decak kagum, menyuguhkan wisata-wisata alam seru yang tidak kalah dari pulau dewata.

Karimun Jawa merupakan kawasan pantai yang terdiri dari 27 pulau kecil di selatan Pulau Jawa. Keindahan Karimun Jawa membuat kawasan ini dijadikan cagar alam atau taman nasional yang dilindungi oleh pemerintah.

Banyak orang yang ingin menghilangkan kepenatan kehidupan kota dengan mengunjungi pantai-pantai yang indah, Karimun Jawa tentu saja bisa menjadi salah satu pilihan yang sangat pas. Wisata-wisata yang ditawarkan memiliki perbedaan yang khusus dari wisata pantai lainnya.

Wisata laut

Karimun Jawa memang cocok sebagai tempat untuk melepas stres, apalagi bagi Anda petualang sejati, karena di tempat ini banyak sekali wisata laut yang sangat menarik untuk dicoba.

Wreck Dive

Bagi Anda penggemar diving dan mempunyai jiwa avonturir, disarankan untuk mencoba wisata selam yang satu ini. Berbagai ketegangan akan Anda temukan dalam sekejap. Ketika Anda mulai menyelam Anda bahkan akan disambut oleh bangkai kapal yang telah lama karam di bawah permukaan laut. Suasananya terasa sangat sunyi dan misterius, pilar-pilar besi kapal terlihat berkarat seiring berjalannya waktu, lalu banyak juga terumbu karang (soft coral) berwarna-warni yang sangat indah berjuang untuk hidup dan tumbuh terus.

Bangkai kapal ini terlihat terbelah dua, layaknya bangkai kapal dalam film Titanic yang kemegahannya terkenal di seluruh penjuru dunia. Panjang kapal itu hampir menyamai kapal-kapal fery yang ada di Indonesia. Saat melakukan diving dan melihat bangkai kapal di bawah permukaan laut, Anda akan merasa seperti Kate Hudson dan Matthew McConaughey dalam film Fool’s Gold saat mereka mencari harta karun. Wow!

Yang lebih menarik lagi, selain ber-diving ria dan menaklukkan berbagai tantangan, Anda juga bisa mendapatkan pengetahuan sejarah tentang Indonesia. Konon sebuah kapal pengangkut batu bara milik armada Belanda karam di perairan tersebut sekitar 60 tahun silam. Cerita yang beredar menyebutkan kapal tersebut karam karena sang nahkoda menyangka Kepulauan Karimun Jawa adalah pesisir pantai Semarang, Jawa Tengah. Dasar pantai-pantai di Karimun Jawa yang relatif rendah membuat kapal tersebut kandas dan akhirnya karam.

Wreck dive ini terdapat di Pulau Kemojan, salah satu dari 27 pulau yang terdapat di Karimun Jawa. Jangan lewatkan tantangan yang satu ini, cause it’s full of challenge!

Penangkaran Hiu

Setelah melewati ketegangan wreck dive di Pulau Kemojan, melanjutkan wisata petualangan dengan berlayar ke Pulau Menjangan yang menyuguhkan ketegangan lain akan menjadi pengalaman yang tak kalah serunya. Ingin tahu rasanya berhadapan langsung dengan ikan hiu? Hewan laut yang satu ini memang menyeramkan tapi kesempatan langka ini pantang dilewatkan.
Pulau Menjangan mempunyai sebuah penangkaran ikan hiu. Rasanya sangat menarik melihat ikan hiu yang terkenal sangat ganas tersebut berada di depan mata kita. Bahkan tidak hanya melihat, bagi Anda yang punya keberanian, cobalah memacu adrenalin dengan berenang bersama ikan bergigi tajam tersebut. Tetapi jangan khawatir, ada pemandu yang akan menemani Anda. Untuk beberapa saat Anda bisa menjadi sahabat ikan hiu. Sangat menarik bukan bercengkrama dengan ikan-ikan predator tersebut.

Don’t Miss It!

Banyak kegiatan lain yang bisa Anda lakukan untuk mengisi liburan di Karimun Jawa. Try it yourself!
  • Berlayar, selancar air, dan ski air, Pulau yang terdapat di Karimun Jawa sangat banyak, Anda bisa memilih salah satu pulau untuk melakukan berbagai wisata air. Kegiatan seperti berlayar, selancar air, dan ski air pas untuk di coba. Kepuasan yang Anda dapatkan tidak kalah menyenangkan dari tempat wisata laut lainnya.
  • Berjemur di pasir putih, Jangan buru-buru ke Miami untuk berjemur! Cukup ke Karimun Jawa dan Anda bisa menikmati paparan sinar matahari di atas pasir putih sambil mengamati pemandangan memukau pulau ini.
  • Snorkling, Bagi Anda penikmat alam bawah laut, maka agenda wajib selanjutnya adalah snorkling di kawasan Pulau Menjangan yang terkenal akan terumbu karang berwarna-warni dan ikan-ikan cantik yang menghuninya
  • Festival Durian pada bulan Januari/Maret di Jepara
  • Liburan ke Karimun Jawa, jangan lupa untuk mampir ke Jepara, khususnya bagi anda penggemar Durian. Taste this sweet and delicious fruit!
How to get there?
  • Dari Semarang, Anda bisa menggunakan bis yang akan memakan waktu selama 1,5 jam.
  • Dari Jepara (Pelabuhan Kartini) menuju Karimun Jawa, Anda bisa naik fery/kapal motor dengan lama perjalanan kurang lebih enam jam. Transportasi ini hanya ada satu kali dalam seminggu (Senin).
Teks : Danu Pratama (Kontributor)
Foto : Bopa Dharmestio (Kontributor)
Sumber : Hers Magazine/liburan.info
READ MORE - Surga Dunia di Karimun Jawa

Air Terjun Coban Pelangi di Desa Ranu Pani

Jumat, 09 Juli 2010

Desa Ranu Pani merupakan gerbang masuk bagi para pendaki Gunung Semeru, mirip Everest Base Camp di kaki Everest. Saya dan beberapa teman menjangkaunya menaiki jip pickup jenis Toyota Hardtop, kendaraan massal di kawasan Semeru dan Bromo. Mesin mobil meraung kencang saat mendaki tanjakan yang seolah tak ada habisnya. Duduk di jok belakang, tubuh saya terus-menerus diterpa udara dingin. “Awas pohon!” teriak sopir. Kami pun segera menunduk guna menghindari ranting yang melintang di jalan. Mengiringi perjalanan kami adalah ladang-ladang penduduk yang mengukir tebing bukit dalam pola garis lurus dan miring.

Di tengah perjalanan, kami mampir di air terjun bernama Coban Pelangi. Kami melompat dari jip, lalu meniti jalan setapak sejauh satu kilometer yang diselingi hutan dan sungai. Air terjun tersembunyi di sebuah lereng yang dikelilingi hutan dan bebatuan licin. Tingginya sekitar 80 meter. Debit airnya cukup deras. Hem-pasan air dan tiupan angin membuat siapa pun yang berdiri dalam radius 50 meter basah kuyup.

“Di pagi hari, kita bisa lihat pelangi di depan air terjun,” jelas Indra, team leader kami. ”Itu sebabnya diberi nama Coban Pelangi.” Sayangnya pelangi tak muncul saat kami datang. Air mengalir ke sungai yang dipagari hutan. Rombongan kemudian beristirahat di sekitar air terjun. Semua suara seolah tertelan oleh bunyi hempasan air. Berisik, tapi menyenangkan.

Setelah hampir satu jam melepas lelah, kami melanjutkan perjalanan ke Ranu Pani. Jip sewaan kembali membawa kami menyusuri jalur-jalur sempit dan berliku di lereng Semeru. Kami sempat berpapasan dengan beberapa kendaraan yang sedang menuruni bukit. Jalan yang sempit memaksa jip kami menepi hingga ke bibir jurang. Situasi yang cukup memicu detak jantung. Dan ini terjadi beberapa kali.

Sekian lama berjuang menembus medan berat, jip akhirnya menyerah. Kendaraan gagah ini mendadak mogok di sebuah tanjakan. Kami semua terpaksa turun. “Karburatornya kotor,” jelas si sopir. Tak ada bengkel. Sopir harus merangkap sebagai montir. Dan ia berhasil. Setelah 15 menit, mesin kembali me-raung dan kami siap berangkat.

Baru sebentar berjalan, stamina jip kembali diuji. Jalanan kian menanjak. Ban pacul terus berputar melawan daya tarik gravitasi. Di tengah perjuangan ini, tantangan bertambah berat: kabut mulai menutupi sebagian badan jalan. Jarak pandang sangat ter-batas. Udara dingin mulai menyelinap lewat sela-sela jaket.

Di sebuah jalan di tepi jurang saya menyaksikan sabana Bromo yang dipayungi kabut di kejauhan. Setelah 30 menit menembus udara dingin, akhirnya kami sampai di gerbang Ranu Pani. Desa terlihat agak sepi dengan kabut yang masih menyelimuti sebagian besar rumah warga. Baru sejenak kami menikmati suasana desa, jip kembali berhenti. Kali ini penyebabnya adalah pecah ban. Tak ada pilihan kecuali meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh satu kilo-meter menuju posko pendakian.

Sejak 1940-an, desa yang bertengger di ketinggian 2.200 meter ini telah menjadi jalur utama pendakian ke Mahameru, puncak Semeru. Pengunjung biasanya menginap di homestay atau posko pendakian untuk mengisi ulang energi, sebelum kemudian meneruskan pendakian ke Semeru selama dua hari. Secara geografis, Ranu Pani masuk wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bersama desa lain di sekitar taman nasional, ia berfungsi sebagai daerah penyangga sekaligus habitat bagi sejumlah satwa langka, termasuk rangkong dan elang bondol.

Awalnya kami hendak melanjutkan tur ke Ranu Kumbolo, tapi sayangnya jalur pendakian ditutup tim SAR. “Ada pendaki yang hilang,” ujar seorang petugas di posko. Sesuai protokol, jika ada pendaki yang hilang, semua jalur akan ditutup. Sebagai gantinya, kami mendirikan basecamp di Ranu Regulo yang hanya berjarak 300 meter dari Ranu Pani. Kami memilih lokasi di tepi danau. Menjelang sunset, kabut kembali merayap turun.

Di dalam tenda, kami tidur saling berhimpitan agar tubuh tetap hangat. Usaha ini hanya berhasil dalam beberapa jam per-tama. Menjelang subuh, saya tak mampu memejamkan mata akibat udara dingin yang kian menusuk tulang. Sekitar pukul lima, saya berjalan-jalan di sekitar tenda, mencoba melawan udara dingin. Walau sudah mengenakan pakaian tebal dan jaket, tubuh saya terus menggigil. Matahari menyinari danau, tapi kabut tebal belum juga beranjak.

Saya kemudian berjalan-jalan di daerah perbukitan tak jauh dari basecamp. Kabut berangsur menipis. Punggung bukit ditum-buhi padang ilalang. Di sebelah barat, terlihat banyak tanaman edelweiss yang merekah sempurna. Di sisi yang lain tampak barisan pohon pinus dan danau berair tenang. Saat sedang asyik menikmati panorama, tiba-tiba dua orang kawan saya membuka pakaian dan mencemplungkan diri ke danau. Mereka ingin menguji nyali dengan berenang di air dingin.

Saya membeli sarapan di sebuah warung di dekat posko Ranu Pani. Saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa orang pendaki di depan warung. Mereka berasal dari Yogyakarta dan Surabaya. Tak peduli sudah berapa orang yang hilang ditelan hutan, para pendaki terus saja terpikat pada keanggunan Semeru dan Bromo.

Dengan perut kenyang kami berjalan-jalan menyusuri perkebunan penduduk. Kembali ke basecamp, kami mengemas barang-barang lalu membongkar tenda. Sambil menanti jip, kami menyantap makan siang di Ranu Pani. Perjalanan kami masih jauh. Destinasi berikutnya adalah Gunung Bromo.

sumber : www.jalanjalan.co.id
READ MORE - Air Terjun Coban Pelangi di Desa Ranu Pani

Gunung Selok

Kamis, 08 Juli 2010

Apa saja yang menarik di Cilacap ?! Selain pulau kecil, Nusakambangan, yang penghuninya narapidana kelas kakap. Ternyata ada ! Yakni Gunung Selok. Sembilan gua, makam keramat dan situs yang menjadi perburuan para peziarah, yang ingin kebahagiaan dalam hidup. Dan yang percaya dengan kekuatan gaib, banyak pilihan tempat ibadah, dari kaki hingga puncak gunung.

Pulau Nusakambangan. Nama Cilacap lebih identik dengan nama pulau kecil, yang menjadi penjara bagi narapidana kelas kakap. Padahal Cilacap yang merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah, tentu memiliki banyak hal menarik, selain Nusakambangan. Dan tempat itu adalah Gunung Selok, yang merupakan kawasan perbukitan dan hutan seluas lebih dari 100 hektar.

Selok adalah tempat lain di Cilacap, yang bagi sebagian masyarakat tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan hari libur. Selok juga menyediakan tiga lokasi yang bisa dinikmati. Kawasan pertanian, pegunungan dan kawasan pantai.

Selok berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, sehingga pantainya landai. Ombak yang ganas menjadi ciri khas kawasan pesisir, di sepanjang Pantai Selatan Jawa.

Para nelayan ini telah melupakan peristiwa tsunami, 2 tahun lalu, yang menyapu bersih rumah mereka. Kini mereka berjuang keras melawan ganasnya ombak pantai selatan, untuk menghidupi keluarga.

Mereka memasang jaring hingga ke tengah laut dan biasanya dilakukan berdua. Sangat berbahaya, karena tidak sedikit teman-teman mereka menemui ajal, ditelan ganasnya ombak pantai selatan. Mereka jarang menggunakan perahu dan menangkap ikan dengan tradisi yang sudah turun temurun.

Pemandangan berubah ketika memasuki kawasan perbukitan. Sembilan goa yang letaknya memutari kawasan perbukitan, menggantikan keindahan alam dengan suasana mistis yang kental.

Banyak orang mengkeramatkan gua ini dan Gua Naga Raja, Rahayu, Ratu, dan Pakuaja, adalah yang dianggap paling keramat. Tidak sedikit orang yang datang berziarah, untuk mencari berkah dan keselamatan. Gua inilah yang membuat tenar Gunung Selok sebagai gunung keramat.

Peziarah yang datang bahkan dari luar Cilacap. Dan diantara mereka, tidak sedikit pula berlatar belakang pendidikan tinggi serta menduduki posisi penting dalam pemerintahan.

Gua Keramat

Untuk mencapai gua di Gunung Selok tidak bisa menggunakan kendaraan bermotor. Selain sungai dan rawa, sempitnya jalan sehingga ke lokasi harus berjalan kaki. Gua ini bernama Naga Raja, salah satu gua yang dikeramatkan.

Kami bertemu Parman dan Dedeh, yang berasal dari Pandeglang, Banten. Mereka datang jauh-jauh ke Selok, untuk berziarah dan bersemedi selama beberapa hari. Diantara gua lain di Gunung Selok, Naga Raja adalah gua yang paling dikeramatkan dan banyak dikunjungi peziarah. Selain peziarah, gua ini juga menjadi tempat yang nyaman bagi ribuan kelelawar.

Siapapun yang ingin masuk ke gua, harus berhubungan dengan Waris. Dialah juru kunci, yang mengetahui seluk beluk gua ini.

Menjamurnya pedagang di mulut goa, menandakan goa Naga Raja banyak dikunjungi peziarah. Goa ini terbentuk secara alamiah. Panjangnya lebih dari 200 meter dan makin jauh kedalam semakin sempit sehingga sulit dijangkau. Selain itu, goa ini juga bercabang dan bisa menyesatkan mereka yang baru pertama kali datang.

Biasanya pada hari-hari tertentu, seperti Selasa dan Jumat Kliwon atau bulan Syuro, ziarah membanjiri goa ini. Bahkan ada juga politikus atau artis yang datang untuk mencari berkah.

Sudah sejak lama, Gunung Selok dijadikan kawasan misteri yang mengundang siapa saja untuk mencari kebahagiaan dan ketenangan hidup. Termasuk Parman dan Dedeh. Dua orang ini, kendati memegang teguh ajaran agama namun masih percaya dengan kekuatan gaib dan mistik. Mereka sudah sering datang ke tempat ini dan yakin goa Naga Raja, bisa memberikan apa yang mereka inginkan.

Waris ibarat seorang gaib. Dia yang tahu ritual-ritual apa saja yang harus dilakukan. Dia mengajak Parman dan Dedeh ke petilasan Nyi Roro Kidul, sebagai penguasa Pantai Selatan. Biasanya setelah melakukan ritual, ditempat ini peziarah bebas melakukan ritual lainnya dan bersemedi di goa Naga Raja. Parman memutuskan untuk bersemedi di tempat ini, untuk mengubah nasibnya dari himpitan ekonomi.

Sumber: Indosiar.com
READ MORE - Gunung Selok

Kebun Teh Pagilarang

Perkebunan Teh Pagilarang terletak dikabupaten Batang, kecamatan Blado, disebelah selatan kota Batang, Jawa Tengah. Mulanya, pada tahun 1840 seorang Belanda yang diketahui bernama E. Blink membabat hutan didaerah ini untuk ditanami kina dan kopi, ternyata hasilnya tidak menggembirakan.
Kemudian Meneer Blink beralih dengan menanam teh dan hasilnya sangat menggembirakan. Keberhasilan Meneer Blink ini menarik sebuah Maskapij Belanda dikota Semarang untuk melakukannya dengan skala komersial dan sial...... karena tidak begitu lama, pabrikpun terbakar habis dan terpaksa ditutup.

Pada tahun 1920, perkebunan teh ini diambil alih oleh sebuah perusahaan Inggris dan pada tahun 1928, pabrik teh ini digabung dengan P&T Lands (konon berarti Pamanukan & Tjiasem). Lahan yang tinggi dan cukup sulit dapat diatasi dengan membuat "kereta gantung" untuk mengangkut daun-daun teh. Setelah mengalami beberapa perubahan-perubahan pada zaman pendudukan Jepang dan kembali lagi pada perusahaan Inggris, maka ada semacam kesepakatan untuk menyerahkan perkebunan ini pada Universitas Gajahmada, pada masa Menteri PTIP Prof. Ir. Toyib, untuk kepentingan sarana riset dan pendidikan mahasiswa. Terakhir, perkebunan ini diambil alih oleh negara dan ditempatkan dalam jajaran BUMN dengan nama PT Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi PT Pagilarang dengan tujuan sepenuhnya komersial meskipun juga masih sebagai lembaga penelitian. Meskipun produksi tanaman utamanya teh, tetapi ada lahan yang ditanami kopi, kakao, cengkeh dan kina. Areal tanah sekitar 1.131 Hektar pada ketinggian dari 700 s/d 1.600 meter, terbagi dalam 3 afdeling dimana macam tanaman disesuaikan dengan ketinggian dan permukaan lahan. Perkebunan ini menyerap tenaga kerja harian sekitar 3.000 orang. Hasil teh terdiri dari berbagai jenis: hitam, hijau baik untuk pasaran lokal (25%) selebihnya diekspor (75%), keberbagai negara seperti USA, Canada, Jerman, Jepang dan Timur Tengah.

Tatkala agrowisata mulai menjadi wacana luas di beberapa negara, khususnya Thailand, bahkan beberapa provinsi di Indonesia juga mengikutinya, Pagilaran pun tak mau ketinggalan untuk mengembangkannya, di samping tetap mempertahankan produk utamanya sebagai sentra penghasil teh terbesar di Jateng. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki Kebun Teh Pagilaran, sehingga cukup diminati wisatawan asing dan domestik yaitu :

Pertama, pemandangan alam di sekitarnya memang eksotik dengan hamparan kebun teh yang memesona di Pegunungan Dieng bagian utara, dengan ketinggian 1.000-1.500 meter dari permukaan laut (dpl). Wajar jika lingkungan sekitarnya menjadi sehat, alami, segar, serta jauh dari kebisingan dan polusi. Dengan suhu 15-18 derajat Celcius pada malam hari, dan 21-25 derajat Celcius pada siang hari, setiap pengunjung akan merasakan hawa sejuk yang menenteramkan batin dan pikiran.

Kedua, wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan teh, mulai dari pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik. Artinya, objek ini sekaligus bisa menjadi ajang pembelajaran bagi siapa saja yang ingin melihat dari dekat proses industri teh, mulai dari hulu sampai hilir.

Ketiga, para wisatawan juga dapat menikmati paket tea walk bersama teman-teman dari satu instansi, sekolah, organisasi, atau perusahaan, sekaligus berolahraga santai sambil menghirup udara sejuk dan segar. Jalan-jalan mengitari kebun teh akan membawa kenangan yang sulit dilupakan.

Keempat, pengunjung juga bisa menikmati momen matahari ketika sedang terbit atau ketika hendak tenggelam di ufuk barat. Kelima, adanya beberapa objek pendukung seperti Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan sekitar yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh di sepanjang lereng pegunungan. Ada juga objek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, kopel, kereta gantung, dan bak air Sijegang.

Di perkebunan teh Pagilarang disediakan akomodasi yang terdiri dari beberapa bungalow, dari 1 s/d 2 kamar, dengan patokan harga dari Rp 150.000.- sampai Rp 250.000.- dan sering didatangi oleh pencinta alam dan pecandu kebugaran "tea walk". Makanpun dapat diatur oleh petugas bungalow dengan menu yang cukup baik, karena semuanya enak ditempat yang dingin........ Ini bukan hotel berbintang, jadi jangan lupa membawa handuk dan sabun sendiri. Kalau mau relaks, sebaiknya datang tidak pada saat libur atau week-end.

Yang menarik untuk dicatat, ternyata Kesebelasan Putri Perkebunan Teh Paggilarang beberapa tahun yang lalu memegang rekor juara nasional beberapa kali, mungkin karena mereka sering naik turun gunung sehingga stamina lebih prima dan napaspun lebih panjang.

Penulis : mfda
Lokasi : Blado, Batang
Fotografer : mfda
Sumber : Navigasi
READ MORE - Kebun Teh Pagilarang

PULAU SEMPU: Cagar Alam di Seputaran Segara Anakan


Objek wisata alam yang satu ini memang tidak sebeken obyek lainnya di Jawa Timur Gunung Bromo. Akan tetapi, keistimewaannya sangat unik dan jelas berbeda dari objek-objek wisata lainnya di sana.

Jauh dari kebisingan, suasananya alami, asri dan tidak ada satu pun bangunan yang berdiri di Pulau ini seperti tempat penginapan, rumah makan dan sebagainya. Pulau Sempu, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat ini Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Di pulau tersebut ada lebih dari 80 jenis burung yang dilindungi dan juga masih terdapat hewan-hewan lainnya seperti; babi hutan, kancil, juga lutung jawa dan jika beruntung bisa menemui jejak–jejak macan tutul.

Selain berenang para pengunjung juga bisa bersantai dengan bermain voli pantai. Bagi yang menyukai suasana alam yang asli dan jauh dari kebisingan kota, Pulau Sempu merupakan tempat yang pas untuk dikunjungi.

Keunikan berwisata di pulau ini adalah jika air sedang surut kita bisa menyebrang dari Pualu Jawa menuju Pulau Sempu. Pengunjung umumnya menyeberang pergi dan pulang pada pagi dan sore hari, karena penyebrangan hanya bisa dilakukan pada saat-saat itu dan bahkan tidak boleh lebih dari pukul 16.00 sore. Di pulau ini terdapat telaga yang disebut Segara Anakan. Dimana air yang terdapat di telaga ini berasal dari air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu mengalir masuk ke Segara Anakan melalui karang yang berlubang besar di tengahnya.

Jika pengunjung ingin bermalam di sini anda bisa menginap di penginapan–penginapan milik masyarakat di sepanjang jalan menuju Pantai Sendangbiru. Atau bisa juga dengan membuka tenda di Pulau Sempu, namun pengunjung harus meminta izin terlebih dahulu di pos penjagaan di Sendangbiru yang terletak tepat di seberang Pulau Sempu. Hal ini dilakukan demi menjaga kelestarian habitat dan lingkungan sekitar objek wisata Cagar Alam ini. (Teks: Yosef Ferdyana & Foto : Lathiful Amri)

sumber : www.explore-indo.com
READ MORE - PULAU SEMPU: Cagar Alam di Seputaran Segara Anakan