Tampilkan postingan dengan label sumatera barat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sumatera barat. Tampilkan semua postingan

Menelusuri Jejak-Jejak Kerajaan Inderapura di Muaro Sakai.

Rabu, 21 Juli 2010

Puing-Puing bekas Istana Kerajaan Inderapura

Kerajaan Inderapura terletak di Muaro Sakai kenagarian Inderapura kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

Kerajaan inderapura ini pernah mengalami kejayaan pada abad ke XVII-XVIII.

Samuderapura yang menjadi Bandar kerajaan Inderapura sangat ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dagang eropa,asia dan timur tengah.

Kerajaan ini menjadi rebutan dari berbagai pihak dikarenakan posisinya sebagai kota pantai yang menjadi pusat perdagangan dengan komoditi utama emas dan lada (merica).

Hal ini dapat bertahan agak lama karena Kerajaan Inderapura juga memiliki armada laut yang kuat.

Dalam beberapa cerita di masyarakat ada yang mengatakan kalau kerajaan Inderapura berada dibawah kekuasaan pagaruyung,tetapi sampai saat ini tidak satupun bukti yang dapat membuktikan Kerajaan Inderapura ini tunduk kepada Kerajaan Pagaruyung.

Hal ini dapat dilihat dari cara Kerajaan Inderapura mengurus kerajaannya baik keluar maupun kedalam.

Tidak tersebut nama pagaruyung ketika Kesultan Aceh menanamkan pengaruhnya di Inderapura.Juga tentang batas kerajaan Inderapura yang hamper sama dengan batas-kerajaan pagaruyung. Ke utara sampai ke natal airbangis,ke selatan sampai teratak air hitam,ketimur sampai ke Durian ditakuk raja dan sebelah barata adalah samudera Indonesia.

Hal ini memang menjadi pertanyaan yang masih misterius untuk diungkapkan apakah ada hubungan antara Kerajaan Inderapura ini denagn kerajaan Pagaruyung.

Walau sekarang Kerajaan Inderapura sudah tidak ada lagi tetapi bekas-bekas kerajaan itu masih dapat kita jumpai di Muaro sakai Inderapura,kecamatan Pancung Soal Kabupaten pesisir Selatan Diantaranya :

Meriam besar yang terdapat di sekitar reruntuhan istana


Benda-benda pusaka milik kerajaan Inderapura


Makam raja Inderapura


Rumah Ahli waris kerajaan inderapura di Muaro Sakai Inderapura

Untuk mencapai lokasi bekas kerajaan Inderapura ini melalui jalan darat adalah dari Padang menuju Painan kabupaten Pesisir Selatan terus ke Inderapura kecamatan pancung Soal,setiba di Inderapura belok ke kanan ke arah Muaro sakai.sesampai di Pasar Minggu Muaro sakai wisatawan cari rumah yang ada meriamnya.Disini tanya nama Siti Agustina atau lebih dikenal dengan nama Uniang Gustina atau Bapak St.Zainal Arifin Abas kedua nama tersebut adalah ahli waris dari kerajaan Inderapura atau Bapak Mardiyon (oyon las) bapak ini merupakan sumando dirumah tersebut.
Wisatawan akan memperoleh penjelasan tentang kerajaan Inderapura dari orang-orang tersebut.
Selamat menelusuri Jejak-jejak kerajaan Inderapura yang pernah jaya dahulunya di bumi ranah minang ini.(Basriandi Abbas)

Sumber : Lagulamaku.blogspot.com
READ MORE - Menelusuri Jejak-Jejak Kerajaan Inderapura di Muaro Sakai.

Indahnya Pantai Nyiur Melambai

Pantai Nyiur Melambai

Pantai berpasir putih ini terletak di kawasan bukit taratak,kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan berjarak kira-kira 25 km dari Painan atau sekitar 100 km dari Padang.

Pantai ini merupakan pantai berpasir putih yang hampir tidak ada karangnya.Disini angin yang berembus agak sedikit kencang di karenakan Pantai ini merupakan pantai lepas yang lansung berhadapan dengan Samudera Indonesia tanpa ada pulau yang menghalangi di depannya.

Di Pantai Nyiur Melambai ini juga ada air terjunnya yang dapat digunakan untuk mandi sesudah puas bermain air laut.

Pantai Teluk Tempurung dari kejauhan

Saat yang paling indah di pantai ini adalah disaat matahari hampir tenggelam.Sunset yang berwarna merah kekuning-kuningan membias diatas permukaan air laut,suasana yang sangat romantis ini akan selalu mengingatkan para wisatawan pada Pantai di Bukit Taratak ini.

Untuk menuju lokasi seandainya wisatawan datang dari arah Painan.Wisatawan terus menuju keselatan arah ke Batang Kapas terus menuju arah ke Surantih,sesampai di Pendakian Bukit taratak anda turun kebawah yang telah ada jalannya.

Pantai yang banyak ditumbuhi pohon kelapa ini memang sudah terkenal sejak dahulunya di kabupaten Pesisir Selatan.

Jika wisatawan sedang beruntung wisatawan dapat menjumpai nelayan yang sedang menarik pukat di pantai ini (cara tradisional menangkap ikan yang sudah mulai sulit di jumpai di Pesisir Selatan)

Jika kita arahkan pandang ke arah utara wisatawan dapat melihan keindahan pantai nagari Taluk Limpaso Batang Kapas.

Pantai Nagari Taluk Limpaso Batang Kapas

Disini andapun dapat ikut serta pula menarik pukat tersebut,kegiatan ini mungkin akan menjadi kenangan tersendiri bagi para wisatawan.

Beranjak ke atasnya di Bukit Taratak ini telah ada tempat wisata Taratak Resort,di tempat ini telah tersedia bermacam-macam permainan untuk anak-anak yang disediakan oleh pengelolahnya.

Nah kalau penasaran untuk melihat keindahan pantai Nyiur Melambai,segeralah berkunjung.ke pantai rang taratak ini.

Oleh Efni Dewita (wiwik)

READ MORE - Indahnya Pantai Nyiur Melambai

Menikmati Sejuknya Air Terjun Timbulun Painan.


Jika anda berkunjung Ke KOTA PAINAN,dan udara kota ditepi pantai ini terasa sangat panas enaknya ya berendam (mandi disungai).
Kota Painan sepertinya diciptakan Tuhan dalam sebuah keseimbangan.Karena pada udaranya yang panas kota ini dikaruniahi Tuhan sebuah air terjun yang indah dengan airnya yang sangat sejuk.Yaitu AIR TERJUN TIMBULUN INDAH yang terletak disebelah Timur Kota Ini.
Kalau anda ingin menikmati sejuknya air terjun Timbulun ini datanglah ke Painan.
Nggak rugi lho,datang ke Painan.
Karena sekali anda berkunjung ke Painan.Anda akan dapat mengunjungi beberapa obyek wisata,diantaranya.AIR TERJUN TIMBULUN,PANTAI CAROCOK,dan BUKIT LANGKISAU.
Ketiga obyek wisata tersebut semuanyaterletak di KOTA PAINAN.
Nah tunggu apalagi?
Yuk,hari minggu nanti wisatanya ke Painan ya?
Pesan,jangan lupa bawa kamera,soalnya negeri pesisir ini indah.
kalau nggak bawa pasti anda menyesal.
READ MORE - Menikmati Sejuknya Air Terjun Timbulun Painan.

Pesona Pantai Carocok Painan

Pantai Carocok Painan Di Waktu senja

Pantai carocok ini Terletak disebelah barat kota Painan, berjarak kira-kira 2 km dari Pasar Painan.

Pantai ini Sangat Terkenal di Sumatera Barat Maupun Indonesia, kata sebagian orang Pantai Carocok ini tidak kalah dari Pantai Pulau di Malaysia ( Pantai Semenanjung Kra ).

Dalam kawasan Objek Wisata Pantai Carocok Painan ini Juga terdapat sebuah Pulau Batu Karang yang tersambung dengan ujung Bukit Langkisau.Yaitu Pulau Batu Kareta

Dahulu Pulau Batu Kareta dapat dicapai hanya Pada saat air Pasang surut, akan tetapi sejak dibangunnya Jembatan oleh Pihak PEMKAB Pesisir Selatan Pulau Batu Kareta ini dapat dicapai kapan saja .

Tidak itu saja sekitar 200 meter Kebarat Pantai carocok ini terletak sebuah pulau kecil yang bersejarah,yaitu Pulau Cingkuk.Dipulau ini dapat kita jumpai bekas-bekas Reruntuhan Benteng Portugis.

Menurut Sejarah Pertama kali Portugis menjejakan kakinya di Pesisir Pulau Sumatera adalah di Pulau Cingkuk ini.

Di samping benteng Portugis tersebut di pulau ini juga ada sebuah makam orang portugis yang ada Prasastinya.

Pulau kecil yang berpasir putih dan berair sangat bersih serta sangat tenang ini sangat ramai dikunjungi orang untuk berwisata terutama pada saat hari libur.

Berbagai kegiatan dapat dilakukan di pulau cingkuk ini mulai dari mandi air laut ,menyelam sampai memancing dapat dilakukan disini

Untuk mencapai pulau ini tidak susah,anda cukup berdiri di ujung jembatan wisata pantai Carocok Painan yang Berada dihadapan Pulau Cingkuk, Beberapa orang tukang perahu bermesin tempel akan menghampiri anda, menawarkan jasanya untuk mengantarkan anda Ke Pulau Cingkuk.cukup dengan biaya Rp.5.000,- per orang.

Kembali ke Pantai carocok Painan.Saat yang paling indah di pantai carocok painan adalah disaat matahari akan tengelam, Panorama Jingga Sunset yang memantul diatas Permukaan Samudera Indonesia Sangat Bagus disaksikan disini.

Untuk mencapai lokasi pantai carocok ini tidaklah susah.dari Padang,ibukota Propinsi Sumatera barat anda menuju Kota Painan,ibukota kabupaten Pesisir Selatan.Setiba di Kota Painan anda tuju bagian barat kota atau Carocok maka anda disambut oleh gerbang Pantai Carocok Painan.

Soal tempat menginap di kota Painan Tersedia Beberapa wisma, Juga tempat makan. jadi anda tidak usah khawatir jika Berkunjung ke Painan.

Selamat berkunjung.


By. Efni Dewita ( Wiwik )

READ MORE - Pesona Pantai Carocok Painan

Pesona Air Terjun Bayang Sani Indah

air terjun bayang sani tingkat pertama

Air terjun Bayang Sani indah terletak di kampung Koto Baru kecamatan Bayang.Air terjun dengan ketinggian hampir 80 puluh meter ini memang sudah sangat terkenal sejak dahulunya.Pada zaman penjajahan belanda, air terjun Bayang Sani ini menjadi tempat mandi-mandinya mener-mener dan nona-nona belanda.Saking takjubnya mener dan nona belanda tersebut pada air terjun ini maka diberilah nama air terjun ini dengan nama WELL COME atau air terjun selamat datang.

Dahulunya air terjun yang mirip dengan ekor kuda ini selalu disebut oleh masyarakat dengan nama well come baru pada dekade tahun 80-an nama well come itu diganti dengan nama Bayang Sani.

Air terjun Bayang Sani ini menjadi icon wisata air terjun di kabupaten Pesisir Selatan.Dapat dibilang air terjun Bayang Sani ini air terjun yang terbesar di kabupaten Pesisir Selatan.Air terjun Bayang Sani terdiri dari beberapa tingkat,menurut penduduk sekitar ada sekitar lima buah air terjun.Tetapi yang dapat dijangkau hanya sampai pada air terjun tingkat kedua.

Air terjun Bayang sani tingkat pertama adalah air terjun yang menyambut para wisatawan saat baru sampai di lokasi.

Pada air terjun tingkat pertama ini ketinggiannya hampir 80 meter,terdiri dari tiga cabang air terjun yang meliuk-liuk diatas bebatuan cadas tempat air itu mengalir.Dibawah air terjun ini ada lubuk yang telah dibuatkan kolamnya untuk tempat mandi-mandi.Disini juga telah dilengkapi dengan tempat ganti pakaian,toilet dan tempat sembahyang.

Disekitar air terjun Bayang Sani tingkat pertama ini banyak orang berjualan,berbagai makanan atau kue-kue banyak di jual disini.Pada intinya air terjun tingkat pertama inilah yang paling banyak dikunjungi orang untuk tujuan wisata.

Air terjun Bayang Sani tingkat kedua adalah sebuah air terjun yang terletak kira-kira 400 meter di atas air terjun Bayang Sani tingkat pertama.

Untuk samapai di air terjun tingkat kedua ini wisatawan harus berjalan kaki mendaki bukit yang terletak di samping air terjun bayang sani tingkat pertama sejauh lebih kurang 400 meter,perjalanan meyusuri perkebunan karet penduduk.

Air terjun bayang sani tingkat kedua ini berdiri tegak dengan ketinggian kira-kira 25 meter.Air terjunnya hanya satu tidak terbagi seperti air terjun bayang sani tingkat pertama.

Udara disekitar air terjun tingkat kedua ini agak lembab,karena hampir seluruh lokasi air terjun tertutup oleh dedaunan tumbuhan hutan yang rimbun.

Pada air terjun ini air dilubuknya berwarna kehijauan pertanda dalam,yang indah pada air terjun ini adalah dilubuknya yang dalam itu terdapat batu-batu besar yang menyembul ke permukaan seperti pulau-pulau ditengah lautan.

Airnya yang yang berhulu dari rimba perbukitan Lumpo yang masuk kawasan TNKS terasa sangat sejuk sehingga wisatawan tidak tahan untuk berlama-lama mandi disini.

Air terjun ini memang tidak begitu banyak dikunjunginya dikarena letaknya yang agak jauh dengan jalan setapak yang mendaki agak curam.

Nah berkunjunglah ke air terjun rang bayang ini.

Selamat bermandi-mandi………

oleh : Efni Dewita (wiwik)
Sumber : efnidewita.blogspot.com
READ MORE - Pesona Air Terjun Bayang Sani Indah

Bukit Langkisau Painan

Pantai Salido Dilihat dari Puncak Bukit Langkisau

Bukit Langkisau, Sebuah Bukit kecil yang Terletak diantara Kota Painan dan Nagari Salido.
Sejak di Bangunnya Jalan ke Puncak Bukit Langkisau ini oleh Pemda Kabupaten Pesisir Selatan, Bukit ini ramai dikunjungi orang baik warga kota Painan atau Pesisir selatan juga dari Sumatera Barat dan Nasional.

Nama Bukit Langkisau semakin terkenal di Indonesia bahkan di dunia karena sekarang Bukit Langkisau ini menjadi salah satu Arena Paralayang yang paling banyak di minati oleh Para Glider Nusantara dan Dunia, Sebab menurut pengakuan salah seorang Para Glider Amerika Serikat Ray Benson yang mencoba nikmatnya Terbang di Bukit Langkisau mengatakan Bukit Langkisau sangat bagus .sambil mengancungkan jempolnya.

Perkataan Ray Benson itu memang ada benarnya, Bukit Langkisau memang memiliki Keindahan yang luar biasa, ketika kita berdiri di tempat atlit Paralayang untuk lepas landas, kita akan menyaksikan Panorama Samudera Indonesia yang Indah, kearah Utaranya kita dapat melihat Nagari Salido dengan Sungainya yang berliku.

Beralih kita melihat kearah Timur Bukit Langkisau kita akan melihat Pemandangan kota Painan nan Cantik, lebih keselatan lagi terhampar teluk Painan yang Tenang dan di kejauhan nampak Pelabuhan Panasahan Painan.

Bukan itu saja di bukit Langkisau ini juga ada sebuah makam yang dikeramatkan oleh orang-orang tertentu,orang sekitar Bukit Langkisau memberi Nama Makam itu dengan Tampat Bukit Langkisau.

Ya, sekarang Bukit Langkisau bukan lagi bukit yang dahulu hanya semak belukar, akan tetapi Sekarang bukit Langkisau telah berubah menjadi Surga Para Pencinta Olah raga Paralayang.

Oleh : Efni Dewita (wiwik)
READ MORE - Bukit Langkisau Painan

Jembatan Akar Bayang

) Objek wisata ini terletak kurang lebih 88km ke arah Selatan dari kota Padang. Kira-kira +/- 5km sebelum Painan dari perjalanan Padang - Teluk Bayur - Painan, Kec. Bayang, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat, anda akan bertemu dengan pertigaan jalan menuju Jembatan Akar. Anda belok kiri di sini, dan mengikuti jalan kecil sepanjang +/- 18 km yang nantinya akan anda temukan sebuah sungai dengan lebar sekitar 30-35m yang bening, berarus deras namun amat menyejukkan di selingi dengan batu2 besar. Diatas sungai inilah membentang sebuah jembatan yang terkenal sebagai salah satu objek wisata andalan Sumatera Barat, yang dinamai oleh penduduk setempat dengan nama Jambatan Aka (Jembatan Akar). Sesuai dengan namanya, jembatan ini terbuat dari akar-akar (aka) dua pohon yang berseberangan. Panjang jembatan sekitar 30 meter, lebar lantai satu meter, dan tinggi dinding pengaman kurang lebih satu meter. Ketinggiannya dari dasar sungai sekitar enam meter.

Aneh bin ajaib, jembatan yang menghubungkan Desa Pulut-pulut dengan Desa Lubuak Silau ini tercipta bukan oleh teknologi mutakhir, tetapi oleh kepanjangakalan manusia dan proses alami. Kini umur Jembatan Akar itu lebih 90 tahun.

Menurut keterangan yang dihimpun Kompas, Jembatan Akar itu dirancang oleh Pakiah Sokan alias Angku Ketek bersama masyarakat Desa Pulut-pulut, tempat jembatan ini berada. Di Pesisirselatan, Pakiah Sokan adalah seorang yang berilmu tinggi dan sering memberikan pengajian. Terbit ide untuk membuat Jembatan Akar, setelah titian bambu yang biasa digunakan masyarakat, sering hancur dan diseret air bah bila Sungai Batang Bayang meluap. Bagi Pakiah Sokan, yang tiap harinya memberikan pengajian ke desa seberang (Lubuak Silau), meski jembatan tidak ada, aktivitas tetap bisa dijalankan. Karena dengan segala kepandaiannya, ia bisa berjalan di atas air.

Namun, bagi masyarakat awam hal ini tentu masalah. Terputusnya hubungan dua desa karena tiadanya jembatan. Suatu kali terpikir oleh Pakiah Sokan untuk menanam pohon beringin dan pohon asam kumbang, tak jauh dari titian bambu.

Waktu terus berjalan, dari hari ke bulan, dan ke tahun serta seterusnya. Pohon beringin dan asam kumbang yang ditanam di masing-masing di pangkal titian bambu terus tumbuh dan berkembang. Akar-akarnya yang tak membumi karena tertahan bebatuan. Akar-akar itu bergelantungan, dimasukkan dan dililitkan pada titian bambu tadi.

Tahun demi tahun akar-akar kedua pohon itu terus tumbuh dan berkembang, menjadi panjang, besar, dan lebat. "Lima belas tahun kemudian atau tahun 1916 silam, lilitan-lilitan akar sudah tercipta bagaikan jembatan. Jembatan ini punya pantai dan dinding pengaman yang semakin baik dan kukuh," cerita seorang tetua di Desa Pulut-pulut.

Sekarang, Jembatan Akar yang panjangnya sekitar 30 meter itu semakin kukuh dan kuat. Lantai dan dinding jembatan dipenuhi akar-akar yang rapat dan menyatu kuat, sebesar paha dan pangkal lengan orang dewasa. Jembatan itu tidak mudah goyah, bahkan sekalipun dilewati lima orang.

"Namun untuk pengamanan, agar Jembatan Akar itu tidak putus, kini dipasang tali penyangga yang terbuat dari baja. Dalam waktu dekat, lalu lintas masyarakat membawa hasil bumi yang selama ini memanfaatkan Jembatan Akar akan dialihkan ke jembatan gantung yang akan dibangun tidak jauh dari lokasi Jembatan Akar. Sedang keberadaan Jembakar Akar khusus untuk wisatawan," ungkap Bupati Darizal Basir.

Secara terpisah, Kakanwil Depparpostel Sumbar, Drs Rusjdi, mengatakan, sebagai obyek wisata andalan Sumbar, prasarana dan sarana di Jembatan Akar terus dibenahi. "Fasilitas umum di sekitar lokasi sudah hampir lengkap, antara lain mushala, toilet, tempat parkir dan pelindung," tuturnya. Tahap selanjutnya akan dibangun restoran, cottage, kedai cenderamata, dan warung telepon.

Yang terasa kurang saat ini, barangkali hanyalah fasilitas untuk ganti pakaian karena toilet yang ada tidak memadai untuk itu. Wisatawan biasanya mandi di Batang Bayang, sekitar jembatan akar tersebut. Konon kabarnya, mereka yang mandi di sini bisa awet muda.

Penulis : Koerga
Fotografer : Koerga
Sumber : navigasi.net
Lokasi : Kec. Bayang, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat
READ MORE - Jembatan Akar Bayang

Air Terjun Lubuk Batu Bulan

Jumat, 16 Juli 2010

air terjun Lubuk Batu Bulan


Kabupaten Lima Puluh Kota memang kaya dengan air terjun.Di Nagari Simpang Kapuak Kecamatan Mungka selain memiliki air terjun Tanjung Jaro juga memiliki Air terjun yang unik yang mungkin hanya ada satu di indonesia yaitu Air Terjun Lubuk Batu Bulan yang terletak di Jorong Balai Koto tinggi Kubang Balambak.
Air Terjun Lubuk Batu Bulan ini mempunyai keunikan tersendiri,dimana air terjun yang biasanya selalu mempunyai lubuk di tempat jatuhnya air terjun itu.Lubuk itu biasanya menjadi tempat mandi atau berenang bagi para wisatawan atau warga setempat.Tapi di Air Terjun Lubuk Batu Bulan ini Air terjun yang jatuh tersebut sesampai di lubuknya,air itu menghilang.
Aneh bin ajaib.Sebenarnya bukan begitu yang terjadi pada Air terjun Lubuk Batu Bulan ini.Dibawah lubuk itu ada goa yang panjang yang langsung menyerap air yang terjun dari air terjun Lubuk Batu Bulan itu.
Air yang jatuh dari air terjun Lubuk Batu Bulan ini dapat kita jumpai lagi kira-kira satu kilometer kehilirnya,air tersebut mengalir kesawah-sawah penduduk.
jadi jika anda berwisata ke Air Terjun Lubuk Batu Bulan anda harus mengurungkan niat anda untuk berenang di lubuknya,karena lubuknya tidak ada air.
Disini anda hanya akan dapat mencuci muka dengan cara menampung gemercik air terjun yang jatuh dari sisi tebing batu.
Jadi Air terjun Lubuk Batu Bulan adalah Pesona Air terjun Lubuk Tanpa air.
READ MORE - Air Terjun Lubuk Batu Bulan

SAPAN MALULUANG, Pemandian Air Panas di Solok Selatan

Selasa, 13 Juli 2010


Pemandian Air Panas Sapan Maluluang

Sapan Maluluang saat ini adalah sebutan untuk suatu tempat lokasi Wisata di daerah Sapan, Pinang Awan, Kanagarian Pauah Duo Nan Batigo, Kecamatan Pauah Duo (Pekan Selasa) di Solok Selatan, terletak diantara Muara Labuh dan Ibukota Kabupaten, Padang Aro dengan jarak sekitar 2,5 KM dari Jalan Raya dengan alamnya yang dikelilingi oleh hutan hujan dijajaran Bukit Barisan.

Dinamakan Sapan Maluluang adalah karena gemuruh yang keluar dari dalam tanah dikaki perbukitan tersebut pada pagi hari atau pada saat-saat tertentu seperti suara lolongan atau raungan orang yang sedang menangis (Maluluang = Rauangan) adalah bahasa daerah setempat.


Sapan Maluluang merupakan sumber air panas paling besar di Solok Selatan, dengan temperatur yang sangat tinggi, sangat berbahaya jika tersentuh kulit. Saking panasnya, mata air yang mendidih seperti sedang dimasak ini, digunakan oleh wisatawan yang berkunjung untuk merebus Telur dan Pisang yang sudah tersedia dujual dilokasi ini.


Areal Sapan Maluluang ini akan diolah dan dijadikan area WATER BOOM AIR HANGAT, yang mana air yang bersumber dari mata air panas dari Gunung Kerinci nantinya akan dicampur dengan air dingin sehingga mencapai suhu yang layak untuk digunakan sebagai tempat pemandian yang sangat baik untuk kesehatan kulit dan lainnya. Saat ini Baru kolam pemandian saja yang bisa digunakan. Rencananya Water Boom yang dalam tahap pembangunan ini akan diresmikan April 2010 nanti.



Sumber/Photo : Yulnofrins Napilus http://west-sumatra.com

READ MORE - SAPAN MALULUANG, Pemandian Air Panas di Solok Selatan

Pantai Tanjung Mutiara

tanjung1.jpg





















Pesona khas Tanjung Mutiara:

1. Memiliki pantai yang indah, tapi bukan pantai laut, tapi "Pantai Danau"

2. Di danau ini terdapat spesies yang langka dan satu-satunya di dunia yang disebut dengan "ikan bilih"

3. Terletak di Nagari Batutaba sekitar 30 km dari Kota Batusangkar.

4. Anda dapat membeli souvenir dari kapuk seperti kasur dan bantal dengan harga yang murah dan kualitas bagus.

5. Disediakan sarana untuk berenang di air yang jernih.

sumber : www.tanahdatar.go.id

READ MORE - Pantai Tanjung Mutiara

Nagari Pandai Sikek

Nagari Pandai Sikek di lihat dari kejauhan

1. Dapat menemukan Tenun Pandai Sikek yang sangat terkenal dari Sumatera Barat; yang dapat ditemukan di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di Kecamatan Sepuluh Koto.

2. Kita sering melihat gambar pada uang lima ribuan, di situ ada photo seorang perempuan sedang menenun khas Pandai Sikek, kalau selama ini kita hanya dapat melihat photo dan tulisan "Pengajin Tenun Pandai Sikek- Sumatera Barat" semata, tapi sekarang Anda dapat langsung berkunjung ke Nagari Pandai Sikek.

3. Daerah ini berudara sejuk dan dingin, jadi sangat cocok bagi Anda untuk beristirahat bersama orang yang dekat di hati atau bersama keluarga.

4. Makanan khas Sumatera Barat "Bika" juga dapat disantap dengan hangat di daerah ini, karena Anda dapat menemukan "Bika Pandai Sikek" yang mempunyai kelezatan tersendiri


nagaripandaisikek.jpg

READ MORE - Nagari Pandai Sikek

Lembah Anai

READ MORE - Lembah Anai

Sejuta Pesona Panorama Bukit Batu Patah Gunung Bungsu Pagaruyung

Istana Silinduang Bulan di lihat dari atas bukit Batu Patah

Berkunjung ke kabupaten Tanah Datar selain dapat menggali beranega ragam seni budaya juga dapat menikmati keindahan objek wisata yang tiada duanya di Propinsi Sumatera Barat. Istano Basa Pagaruyung disamping mempunyai daya tarik tersendiri, masih banyak objek wisata alam lainnya yang perlu dikunjungi.

Salah satu diantaranya adalah objek wisata Bukit Batu Patah yang terletak di Gunung Bungsu, sebuah perbukitan yang membatasi antara nagari Pagaruyung dengan jorong Kubang Landai kenagarian Saruaso kecamatan Tanjung Emas.

Berada di Bukit Batu Patah sungguh sangat mempesona sekali, kenapa tidak dari ketinggian ini tampak monumental Istano Basa Pagaruyung yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Udaranya yang sejuk diselingi oleh angin yang betiup perlahan-lahan menambah keasyikan berada di Bukit Batu Patah.

Disamping itu, di Bukit Batu Patah ini terdapat tiga sumur kecil dengan air cukup jernih. Konon khabarnya, jika para wisatawan atau pengunjung sempat mencuci muka menggunakan air sumur ini bakal awet muda. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tentang sumur ini, yang jelas Bukit Batu Patah menyimpan sejuta pesona yang sangat cocok sekali untuk mengendorkan otot yang kejang serta menghilang kegalauan pikiran akibat bekerja sehari-hari.

Tidak mengherankan, jika banyak generasi muda yang melakukan aktifitas camping di kawasan ini, karena selain memiliki panorama yang cukup indah juga dilengkapi dengan pohon pinus sebagai alat berlindung dari sengatan mata hari.

Seandainya anda berminat ke Bukit Batu Patah, sebaiknya sebelum berangkat menyediakan bekal terlebih dahulu, baik itu berupa nasi bungkus maupun minuman lainnya. Mengingat di atas Gunung Bungsu ini belum ada sarana pendukung berupa restoran tempat mengadu dikala lapar dan haus.

Diharapkan peserta Jambore Budaya Bangsa Serumpun bulan Juni 2010 dapat berkunjung ke daerah ini, sebagai pelengkap dari aktifitas pramuka Indonesia dan pengakap Malaysia selama berada di Luhak Nan Tuoi.(Humas/WD/Irfan.F)

sumber : tanahdatar.go.id
READ MORE - Sejuta Pesona Panorama Bukit Batu Patah Gunung Bungsu Pagaruyung

Nagari Tuo Pariangan


Pariangan - Daerah ini adalah pusat sejarah Minangkabau (Sumatera Barat) terletak sekitar 14 km dari Kota Batusangkar.



Dari Nagari inilah awal mula kehidupan atau tempat berasalnya nenek moyang orang Minangkabau.



Dari sisni kita dapat melihat bukti sejarah seperti; Batu Tigo Luak, Balai Saruang, Prasasti Menhir, dan Sawah Satampang baniah.

Pesona plus dari Nagari Tuo Pariangan:

1. Daerah ini adalah pusat sejarah Minangkabau (Sumatera Barat) terletak sekitar 14 km dari Kota Batusangkar.

2. Dari Nagari inilah awal mula kehidupan atau tempat berasalnya nenek moyang orang Minangkabau.

3. Dapat melihat bukti sejarah seperti; Batu Tigo Luak, Balai Saruang, Prasasti Menhir, dan Sawah Satampang baniah.

4. Terdapat wisata "air panas" yang mengandung sulfur yang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit.



Disini pula terdapat wisata "air panas" yang mengandung sulfur yang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Disini sini pula masih banyak pemandangan alam yang sejuk dan sangat menakjubkan. Bagi para pelancong yang gemar menikmati keindahan alam cobalah berkunjung ke wilayah Pariangan ini. (linda/bs)

dari berbagai sumber.
READ MORE - Nagari Tuo Pariangan

Aia Tigo Raso

Senin, 12 Juli 2010



Aia Tigo Raso Salah satu Objek Wisata yang paling unik yang ada dikawasan Danau Maninjau adalah Objek Wisata Air Tigo raso karena dalam satu kolam terdapat tiga rasa yaitu manis, asam, pahir.
Karena keunikan dari air ini begitu banyak wisatawan yang datang mengunjungi objek ini karena air ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan yang lebih utama air ini dapat membuat orang awet muda.
Lokasi objek wisata ini hanya beberapa meter dari pingiran jalan raya Lubuk Basung Maninjau atau tepatnya terletak ± 11 Km dari Kota Lubuk Basung ke arah Maninjau, dapat ditempuh dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun pribadi.

sumber : wisataindonesia.com
READ MORE - Aia Tigo Raso

Danau Maninjau

Danau Maninjau

Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.

Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.

Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.

Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas wisata, seperti Hotel(Maninjau Indah Hotel, Pasir Panjang Permai) serta penginapan dan restoran.

READ MORE - Danau Maninjau

Gua/ Ngalau Kamang

ngalau kamang

Gua Kamang yang terletak di Jorong Durian, Kanagarian Kamang Mudik, Kecamatan Kamang Magek, merupakan salah satu gua yang dahulunya dipergunakan oleh pejuang Agam untuk berbagai keperluan dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari pihak kolonial Belanda. Gua ini dijadikan sebagai tempat untuk mengatur strategi dalam Perang Kamang, diantara tokoh yang pernah menggunakannya adalah Haji Abdul Manan. Dalam kehidupan sehari-hari gua ini lebih dikenal dengan sebutan Ngalau Kamang.

Selain itu di tahun 1831, juga digunakan sebagai benteng bagi Tuanku Nan Renceh dan pengikut-pengikutnya. Beliau adalah salah seorang perwira dan pejuang nan masyhur pengikut Tuanku Imam Bonjol pejuang kemerdekaan melawan penjajah dalam Perang Padri 1821-1837. Nan Rencch dikenal pula sebagai satu di antara Harimau Nan Salapan (Harimau Yang Delapan) di Luhak Agam. Kedelapan perwira Imam Bonjol ini sangat ditakuti Belanda. Dalam gua Ngalau Kamang memang ada ruangan seluas 70 meter persegi tempat Tuanku Nan Renceh mengatur siasat dan mempertahankan diri. Ada sumur yang airnya bersih dan cukup buat persediaan memasak sementara bukit yang melindungi gua tak mudah digempur meriam sundut atau metraliur model kuno saat itu.

Ngalau Kamang yang mempunyai panjang sekitar 5 km sering dikunjungi oleh masyarakat dalam kegiatan wisata, namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan rusak, disekitarnya berdiri pabrik-pabrik kapur yang bahan bakunya diambil dari batu-batu yang ada di sekeliling ngalau.

Di Gua ini juga pernah dilakukan penelitian oleh Lembaga Purbakala Direktorat Kebudayaan Departemen P & K bersama dengan Doktor Bennet Bronson dari Universitas Pensylvania di bawah pimpinan Basuki. Dari penelitian itu ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang umurnya lebih muda dari zaman paleolitikum yaitu awal tahun masehi. Dari temuan tersebut dapat diperkirakan bahwa di lokasi ini sudah ada kehidupan manusia sejak awal abad pertama masehi.

Gua yang berjarak 15 kilometer dari Bukittinggi ini sangat mudah dicapai dengan berbagai jenis kendaraan. Jalan ke sana cukup baik datar sekalipun ada yang belum diaspal. Pintu-pintu gua pun dihiasi dengan gerbang model rumah gadang. Masuk dari pintu utama turis boleh keluar dari lobang lain di tempat agak tinggi.

sumber : agam.co.id
READ MORE - Gua/ Ngalau Kamang

Objek Wisata Air Terjun Badorai


Objek Wisata Air Terjun Badorai ini terdapat di Nagari Sungai Puar Kecamatan Sungai Puar, yang berjarak ± 8 Km dari kota Bukittinggi. Disini terdapat 4 air terjun dengan ketinggi bervariasi. Namun yang paling dikenal adalah air terjun Badorai 1, Badorai 2 dan Badorai 3. lokasi objek ini berdekatan satu sama lain.

Air terjun Badorai 1 memiliki ketinggian ± 50 m, Badorai 2 memiliki ketinggian ± 50 m dan Badorai 3 memiliki ketinggian ± 20 m. Badorai 3 merupakan air terjun yang paling banyak dikunjungi karena disini kita dapat bermain seluncur dibatu gunung yang halus

sumber : www.wisatanesia.com
READ MORE - Objek Wisata Air Terjun Badorai

Balairung Sari Tabek

Balairung Sari

BALAIRUNG SARI TABEK Bagi orang Minangkabau balai merupakan kata yang mempunyai arti lebih dari satu. Balai dengan arti pasar yaitu sebagai tempat terjadinya transaksi antara sipenjual dengan si pembeli. Jadi disini pergi ke balai artinya pergi ke pasar. Namun yang kita bicarakan disini adalah balai adat yaitu suatu tempat yang digunakan oleh para penghulu(pemimpin suku) untuk menyelesaikan/menyidangkan suatu perkara dan lain-lain. M. Rasyid Manggis Dt. Rajo Panghulu membedakan balai adat ini atas dua bagian, yaitu medan nan bapaneh dan medan nan balinduang. Dalam medan nan bapaneh arti bali disini adalah suatu padang/tempat yang lapang yang dipelihara dengan baik, tanpa atap/atau suatu bangunan. Disekelilingnya diberi/atau disusun batu sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat atau kebutuhan untuk bersidangnya para penghulu. Pada masa lalu adakalanya disekitar medan nan bapaneh ini ditanam pohon beringin sehingga tempat tersebut menjadi sejuk. Sedangkan medan nan balinduang adalah suatu tempat atau sebuah bangunan khusus mempunyai atap tanpa dinding ataupun jendela, sehingga apapun keputusan yang diambil dapat diketahui orang banyak. Medan nan balinduang atau yag lebih dikenal dengan balai adat di Minangkabu dikenal dua tipe yaitu tipe Koto Piliang dan tipe Bodi Caniago sesuai dengan kelarasan yang dianut oleh masyarakat. Balai adat koto piliang mempunyai anjung kiri-kanan, hal tersebut menunjukkan bahwa dalam persidangan kedudukan penghulu tidak sama, penghulu duduk sesuia dengan kedudukannya dalam adat. Balai adat koto Piliang lantai bagian tengahnya putus yang disebut balabuah gajah (berlebuh gajah). Menurut sistem Koto Piliang, penguasa tertinggi dalam nagari dipegang oleh penghulu pucuk. Masyarakat tinggal menerima dan menaati segala aturan yang telah ditetapkan/diputuskan tersebut sesuai dengan falsafat Koto Piliang titah datang dari ateh, sambah datang dari bawah dan inilah yang disebut dengan kebijaksanaan titiek dari atas. Dalam penyelesaian suatu masalah atau perkara sistem yang berlaku yaitu bajanjang naiek, naik dari jenjang yang paling bawah terus ke atas sampai pada jenjang paling atas. Artinya dari kemenakan kepada mamak, dari mamak ke Penghulu Andiko, dari Penghulu Andiko kepada Penghulu Pucuk. Penghulu pucuk mengeluarkan keputusan dan setiap keputusan yang sama diambil tidak dapat dibantah, jadi sifatnya mutlah. Demikian juga dengan keputusan atas perintah dari atas harus memenuhi ketentuan batanggo turun, artinya dari penguasa yang paling atas seperti raja/Penghulu Pucuk sampai kepada memenakan atau rakyat. Balai adat tipe Bodicaniago lantainya datar saja dari ujung ke ujung, dengan pengertian semua penghulu dalam persidangan duduk sama rendah, tegak sama tinggi tidak yang duduk lebih tinggi dari pada yang lain. Jika kita perhatikan balai adat ini terdapat ditiap nagari di Minangkabau bentuknya sesuai dengan kelarasan yang dianut oleh masyarakatnya. Biasanya balai adat ini dibangun berdampingan dengan mesjid dan terletak ditengah-tengan nagari. Ini merupakan salah satu syarat saling mengisi sebagaimana ungkapan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dan hal ini terlihat dalam talibun adat sebagai berikut : Si muncak mati tambau Ka ladang mambao ladiang Luko pao kaduonyo Adat jo syarak di Minangkabau Sarupo aue jo tabiang Sanda manyanda kaduonyo Jadi balai adat atau medan nan balinduang tersebut hanya ada satu ditiap nagari di Minangkabau, dan merupakan lambang persatuan dan kesatuan serta musyawarah mufakat, sebagaimana dikatakan bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek mufakek (bulat air ke pembuluh, bulat kata karena mufakat). Dengan mufakat tidak ada kusut yang tidak selesai, keruh yang tidak jernih semuanya dapat diselesaikan dengan baik. Antara kedua kelarsan tersebut sama-sama mempunyai kelebihan dan kekeurangan. Balairung Sari Tabek merupakan salah satu dari balai adat yang bercirikan Koto Piliang hal ini terlihat dari lantainya yang putus ditengah dan lantai dari ujung ke ujung datar saja. Menganai sejarah berdirinya tidak terlepas dari kisah asal-usul orang Minangkabau menurut tambo. Karena tambo merupakan salah satu warisan kebudayaan Minangkabau yang penting. Pada mulanya tambo merupakan kisah yang disampaikan secara lisan oleh tukang kaba, semenjak dikenalnya tulisan maka kaba ini mulai ditulis. Kesulitan dalam memahami tambo ini adalah tidak adanya konsep waktu dan pada umumnya tambo dimulai dari keberangkatan Maharaja Diraja ke Minangkabau . Dalam tambo dikisakan bahwa asal usul orang Minangkabau dari keturunan Raja Iskandar Zulkarnain yaitu Macedonia tahun 336-324 SM. Raja ini mempunyai tiga orang putera yaitu Maharaja Alif yang menjadi Raja di Benua Ruhum (Romawi), Maharaja Dipang yang menjadi Raja di Benua China dan yang kecil Maharaja Diaraja yang menjadi raja di pulau Emas, dan terus mereka dekati dan akhirnya mereka menemukan gunung Merapi. Dalam pantun disebutkan : Dari mano titiak palito Dibaliek telong nan batali Dari mano asal niniek kito Dari puncak gunuang marapi. Mereka menjadikan gunung sebagai pedoman arah yang dituju. Jadi nenek moyang kita turun dari gunung merapi sesesar telur itik. Maksudnya mereka melihat gunung merapi dari jauh seakan-akan sebesar telur itik. Di gunung merapi ini menetap di suatu tempat yang bernama Lagundi nan Basago. Dalam rombongan Maharaja diraja ini juga ikut istrinya Indo Jalito dan empat orang panglima yang masing-masingnya mempunyai keahlian seperti : 1. Pengawal kerajaan diberi julukan Anjiang Mualim yang dari Parsi (Iraq sekarang) 2. Barisan perusak dijuluki Kambiang Hutan bersal dari Kamboja 3. Barisan pemburu dijuluki Harimau campo, berasal dari Campa (Siam, Muangthai) 4. Barisan penyelamat dijuluki Kuciang Siam, berasal dari Siam Nama itu diberikan sesuai dengan tingkah laku mereka masing-masing. Anggota rombongan yang lain adalah Cati Bilang Pandai. Dari atas gunung Merapi mulai turun dan membangun nagari di suatu daerah lereng gunung Merapi yang bernama Pariangan. Pariangan merupakan daerah tertua di Minangkabau, bernama Pariangan karena penduduk yang membangun daerah ini penih dengan keriangan/suka cita, sebagaimana dalam tambo disebutkan : Dibukit nan indak barangin Di lurah nan indak barajo Disinan mulo rantiang dipatah Disinan mulo sumua digali Disinan sawah satampang banieh Maksudnya di nagari Pariangan inilah mulai di buat tempat tinggal, sawah dan sumur sebagai sumber air. Dan juga mulai disusun aturan kehidupan Minagkabau. Karena penduduk bertambah juga, maka dibuka daerah baru yang bernama padang panjang, disebut demikian karena menggunakan pedang yang sangat panjang untuk membabat semak belukar pada waktu membuka nagari tersebut. Nagari Pariangan merupakan nagari yang pertama dan Padang Panjang nagari kedua di Minangkabau. Karena penduduk semakin bertambah juga maka terjadilah perpindahan penduduk ke daerah yang baru seperti ke Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan 50 koto. Jadi perpindahan pertama adalah menurun ke Parianagn kemudian Padang Panjang, Dusun Tuo (Limo Kaum). Dari atas gunung Merapi mereka dipimpin oelh Maharaja Diraja. Disini belum lagi ada aturan yang mengikat. Mereka bersama, masing-masing kelompok membuat aturan sendiri-sendiri. Di Pariangan inilah mula-mula berdiri kerajaan pertama yang bernama Kerajaan Koto Batu. Rajanya adalah Maharaja Diaraja. Sepeninggal Maharaja Diraja, penggantinya tidak, sejak itu pemerintahn dilaksanakan oleh seorang penghulu yaitu Datuak Suri Dirajo. Beliau adalah pemantu utama Maharaja Diraja dalam pelaksanaan pemerinatahan. Maharaja Diraja memiliki 3 orang istri yaitu Indo Jalito, Puti Cinto Dunie, dan Puti Sedayu. Perkawinan dengan Indo Jalito melahirkan seorang anak laki-laki bernama Sutan Paduko Basa yang kemudian begelar Datuk Katumanggungan. Setelah Maharaja Diraja wafat, Datuk Suri Dirajo tidak mampu melaksanakan pemerintahan, oleh sebab itu diangkatlah dua orang penghulu yaitu Dt. Bandaro Kayo dan Dt. Maharajo Basa (anak Puti Sidayu) di Padang Panjang. Mereka bertiga (Dt. Suri Dirajo, Dt. Bandaro Kayo, Dt. Maharajo Basa) yang memimpin rakyat. Semenjak inilah dimulainya kepemimpinan penghulu terhadap rakyat banyak dan mulainya kekuasaan peghulu di Minangkabau. Jadi penghulu yang pertama adalah Dt. Suri Dirajo, ke dua Dt. Bandaro Kayo, dan ketiga Dt. Maharajo Basa. Dt. Bandaro Kayo dan Maharaja Basa adalah anak Maharajo Dirajo, sebapak berlainan ibu. Sepeninggal Maharajo Dirajo, istrinya (Indo Jalito ibu Dt. Bandaro Kayo) kemudian kawin dengan Cati Bilang Pandai , seorang ahli pikir, pembantu Maharaja Diraja. Dengan Cati Bilang Pandai ini lahirlah anaknya antara lain : Jatang Sutan Malin, Halap Dunie, Puti Jamilan, Reno Suda, dan Mambang Sutan. Cati Bilang Pandai membicarakan dengan Dt. Bandaro Kayo, Dt. Maharajo Basa dan Dt. Suri untuk mengangkat anaknya yang laki-laki menjadi penghulu, sertelah beermufakat maka ke tiganya diberi gelar yaitu :  Sutan Paduko basa bergelar Dt. Ketumanggungan  Jatang Sutan Malin bergelar Dt. Perpatian nan Sabatang  Kalap Dunie bergelar Dt. Maharajo Nan Benego-nego. Keputusan ini diambil di Dusun Tuo dan dilaksanakan di Dusun Tuo yaitu di Batu nan tigo (terletak dekat Batu Batikan). Di batu nan tigo inilah mereka dilantik dan disumpah oleh Dt. Suri Dirajo yang bunyinya : “Bakato Bana, babudi baik, manghukum adie” Dan meminum air keris siganjo era. Bila sumpah itu dilanggar maka akibatnya : Ka ateh indak bapucuak Ka bawah indak baurek Ditangan dilarek kumbang Dan habis punah semua keturunannya Sekarang telah ada 6 penghulu, 3 penghulu di Pariangan dan 3 penghulu di Dusun Tuo. Kerajaan pertama di Koto Batu Pariangan telah runtuh, dan kerajaan ke dua di Dusun Tuo dipimpin oleh Dt. Katumanggungan dan Dt. Parpatiah nan Sapabatang. Pada waktu kerajaan di Dusun tuo ini belum juga ada aturan yang dapat mengikat rakyat dan kerajaan. Oleh sebab itu dibuatlah aturan yang menjadi pegangan rakyat dan kerajaan. Pembicaraan pembuatan aturan ini dimulai di Batu Pantar dan disudahi di Batu Kasua Bonta di Dusun tuo. Dalam pembicaraan rancangan aturan adat yang mereka buat tersebut senantiasa mengikat sumpah yang diucapkannya. Maka kemidian terbentuklah 23 macam aturan yang menjadi aturan adat di Minangkabau dikenal dengan Adat Nan Ampek : 1. Adat Sabana Adat 2. Adat nan Diadatkan 3. Adat nan taradat 4. Adat Istiadat Nagari nan 4 : 1. Taratak 2. Dusun 3. Koto 4. Nagari Undang Nan 4 : 1. Kato Pusako 2. Kato Dahulu Batapati 3. Undang-undang dalam Nagari 4. Undang-undang duo puluah Nama hukum Nan 4 : 1. Hukum lamo 2. Hukum Manggamo 3. Hukum Basamo 4. Hukum Bakarano Cupak nan Duo : 1. Cupak Usali 2. Cupak Buatan Setelah selesai membuat aturan induk adat Minangkabau, maka dibuatlah suku, diangkatlah penghulu yang akan memimpin suku tersebut. Mereka kemudian mulai menyebar ke luhak nan tigo dan daerah rantau Minangkabau. Luhak Tanah Datar meliputi daerah sekitar kaki gunung Merapi bagian selatan dan timur. Nagari tersebut terdiri dari :  Limo Kaum duo baleh koto, 9 koto di dalam dan 12 koto dilua  Sungai Tarab salapan koto dan nagari sekitarnya  Ujuang Labuah dengan Sungayang, 7 Koto  Batipuah X koto dan Pariangan Padang Panjang  Sumalan Koto di bawah, 7 koto di ateh  Talawi tigo tumpuak, Kubuang Tigo Baleh, Alam Surambi Sungai Pagu dan nagarai sekitarnya. Setelah pembuatan nagari Limo Kaum duo baleh koto, Sambilan Koto di dalam dan Duo Baleh di Luar maka dibuatlah Balai-balai adat di Nagari Tabek untuk bermusyawarah memecahkan segala persoalan yang tidak dapat diselesaikan dalam nagari masing-masing. Balai-balai tersebut terdiri dari 17 ruang, delapan ruang disebelah kanan dan delapan ruang sebelah kiri, satu ruang ditengahnya terputus atau tidak mempunyai lantai. Kono gunanya adalah untuk tempat berhentinya gajah kendaraan Dt. Parpatiah nan Sabatang. Oleh sebab itu ruang tersebut juga Labuah Gajah, jadi apabila Dt. Parpatiah Nan Sabatang datang untuk melaksanakan suatu musyawarah atau upacara maka kendaraanya berupa seekor gajah akan berhenti disi dan beliau langsung turun ke Balai adat tersebut. Balai adat ini dibangun oleh seorang arsitek lokal yang terkenal saat itu bernama Tan Tejo Gerhano, ia juga dikenal sebagai orang pertama yang membuat Rumah Gadang di Minangkabau. Pada waktu mendirikan balai adat ini ada gurindam dari dt. Parpatiah nan Sabatang sebagai berikut : Ado talukih dalam tambo Aluang bunian nagari tabek Penghulu duduk jo naraco Mampamanih adat nan ampek Aluang bunian nagari Tabek Babalai balairung Panjang Panghulu duduak di nan rapek Hukum maukua samo panjang Babalai balirung panjang Bantonggak tareh jilatang Hukum maukua samo panjang Hukum tak kilu manjadi pantang Batonggak tareh jilatang Bakasau manulang ikan Apo sajo karajo nan datang Panghulu nan indak manruah bosan Bakasau manulang ikan Baparan ma aka lunsang Apo pedoman jo ingatan Ingeklah adat jo undang-undang Lamak manih bak raso santan Atap bataran jo sago jantan Kalau mahukum jo undang-undang Lamak manih bak raso santan Elok jo buruak indak tabuang Baruang 17 ruang Nan bagandang saliguri Elok jo buruak indak tabuang Tantu manyanang ka nagari Nan bagandang Sali guri Nan batabuah puluik-puluik Tantu manyanang ka nagari Kato nan tuo lai baturuik Batabuah puluik-puluik Balapieh ilalang salai Kato nan tuo lai baturuik Disinan kusuik mako salasai Nan balapiek ilalang salai Nan buli-buli batu Itu curian turun naiak Nan kok hukum nan putuih Samo manyanang timbal baliek Pembuatan nagari Tabek bersamaan dengan nagari Sawah Tangah sehingga kedua disebut juga dengan Aluang Bodi Caniago, yang dilakukan setelah pembuatan Tanjung nan 7 dan Lubuak nan 3. Tanjuang Nan 7 yaitu : 1. tanjuang Sungayang (di Kabupaten tanah datar) 2. Tanjunang Barulak (di Kabupaten tanah datar) 3. Tanjuang Alam (di Kabupaten tanah datar) 4. Tanjuang Bonai (di Kabupaten tanah datar) 5. Tanjuang Bingkai (di Kabuapten Solok) 6. Tanjuang Alai (di Kabupaten Solok) 7. Tanjuang Gadang (Kabpaten Sawahlunto/Sijunjuang) Lubuak Nan 3 : 1. Lubuak Sikarah (di Kabupaten Solok) 2. Lubuak Sipunai (si Sijunjuang) 3. Lubuak Simauang (di Talawi) Sebagaimana bunyi gurindam adat : Manubo urang di Talawi Matilah punai di Sijunjuang Dipangek urang di Sikarah Dimakan di Tabek Sawah Tangah Maksudnya bila timbul suatu permasalahn mula-mula disaring di Talawi kemudian dibicarakan di Sipunai dan diputuskan di Sikarah, diumumkan di Tabek Sawah Tangah itulah yang dipakai oleh Bodi Caniago. Walaupun Balairung Sari Tabek ini bangunannya bercirikan sistem Bodi Caniago namun masyarakatnya tidak menganut sistem kelarasan tersebut, dan menurur penuturan salah seorang ninik mamak setempat yaitu Bapak Parlis Dt. Bandaro Panjang masyarakat Nagari Tabek menganut sistem lareh nan Bunta jadi mereka tidak menganut sistem kalarasan Bodi Caniago maupun Koto Piliang sesuai dengan mamangan berikut ini : Pisang sikalek-kalek hutan Pisang tamtu nan bagatah Boodi Caniago inyo bukan Koto piliang inyo antah Dengan dibangunya Balai-balai ini Nagari Tabek merupakan Nagari tertua di Minangkabau sedangakan Pariangan merupakan nagari asal orang Minangkabau, hal ini dijelaskan dalam tambo alam Minangkabau. Balairung Sari Tabek ini dibangun oleh seorang arsitek terkenal pada masa itu yaiti Tan Tejo Gerhano, dan beliau juga dikenal sebagai seorang pendiri Rumah Gadang di Minangkabau. Setelah wafat beliau berkubur di kuburan panjang Pariangan. Menurut informasi yang diperoleh dari pengurus KAN Nagari Tabek bahwa kuburan Tan Tejo Gerhano tersbut sebetulnya berada di Nagari Tabek yang mana ukurannya lebih panjang dari kuburan yang ada di Pariangan. Balairung Sari Tabek ini sudah merupakan salah satu situs cagar budaya di bawah pengawasan Suaka Purbakala yang berkedudukan di Batusangkar yang telah dilindungi oleh undang-undang cagar budaya dan diawasi oleh seorang juru pelihara. Arsitektur dan Konstruksi Bangunan 1. Arsitektur Arsitektur dalam pengertian luas adalah pemenuhan akan kebutuhan manusia terhadap yang yang dapat memerikan rasa tentram dan bahagia bagi manusia yang dilingkupinya. Pengertian rasa tentram dan bahagia bagi manusia memberikan implikasi akan perlunya perencanaan yang memadai. Dengan demikian arsitektur tradisional adalah akibat interakasi dari berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu bentuk arsitektur tradisonal merupakan hasil rekaman akumulasi pengamatan yang mempunyai ciri kelestarian dari suatu kelompok etnis di daerah tertentu. Di dalam lingkungan manusia hidup berbudaya, korelasi antara kondisi alam, materi, faktor-faktor sosial, kebutuhan ruang dan berbagai faktor-faktor lainnya bagi nenek moyang bangsa maka telah berhasil dicitrakan dalam penampilan karya-karya arsitekturnya. Arsitektur Minangkabau telah melalui berbagai zaman dalam masa yang lama. Sedikit banyaknya setiap zaman memberikan andil pengaruh bagi penyempurnaan arsitektur Minangkabau untuk mencapai bentuk yang mapan. Dilihat dari segi arsitekturnya, Balairung Sari Tabek merupakan suatu hasil karya budaya tradisional dan sekaligus sebagai manifestasi masyarakat Minangkabau. Berbicara tentang arsitektur Balairung Sari tidak terlepas dari gambaran dan ciri khas budaya Minangkabau. Arsitekturnya menurut Francis D. K Ching dalam bukunya yang berjudul Arsitektur adalah bentuk ruang dan susunannya, arsitektur pada umumnya dipikirkan (dirancang) dan diwujudkan (dibangun) sebagai tanggapan terhadap sekumpulan kondisi yang ada. Kondisi kadang-kadang hanya bersifat fungsional semata-mata atau mungkin juga refleksi dari berbagai derajat sosial ekonomi, politik bahkan kelakuan atau tujuan simbolik. Jadi arsitektur merupakan proses pemecahan atau perancangan bangunan. Arsitektur sebuah balairung pada umumnya hampir menyerupai bentuk rumah gadang, yaitu dibangun di atas tiang dengan atap yang bergonjong-gonjong, memeliki kolong, tetapi kolongnya lebih rendah dari kolong rumah gadang. Akan tetapi tidak berdaun pintu dan berdaun jendela. Adakalanya balairung itu tidak berdinding sama sekali, sehingga penghulu yang mengadakan rapat dapat diikuti oleh masyarakat umum seluas-luasnya. Seperti dalam hal rumah gadang, maka kedua kelarasan yang berbeda alairan itu mempunyai perbedaan pula dalam bentuk balairung masing-masing. Balairung kelarasan Koto Piliang mempunyai anjuang pada kedua ujungnya dengan lantai yang lebih tinggi. Lantai yang lebih tinggi digunakan sebagai tempat penghulu pucuk. Anjungnya ditempai raja dan wakil. Lantainya terputus di bagian tengah yang disebut dengan labuah gajah, yang berfungsi sebagai tempat lewatnya kendaraan raja-raja. Sedangkan balairung dengan kelarasan Bodi Caniago tidak mempunyai anjung dan lantainya rata dari ujung ke ujung. Sementara Balairung yang terdapat di Nagari Tabek, Pariangan yang dianggap sebagai Baliarung tertua yang bernama Balairung Sari, merupakan tipe lain. Bentuknya tidak mengikuti kelaran yang dua tadi. Balairung ini memiliki gonjong sebanyak enam buah yang menyerupai tanduk kerbau. Di bawah lantai terdapat kolong. Tangga untuk naik ke atas Balairung terbuat dari kayu dengan jumlah biasanya ganjil 5 atau 7. Tiang berjumlah 36 buah. Di atas Balairung terdapat ruangan yang panjang membujur dari utara ke selatan, yang berjumlah 17 buah. Saru buah labuah gajah, yakni ruang yang terputus satu ruang, yang bertujuan tempat perhentian kedaraan raja-raja yang datang untuk mengadakan musyawarah atau kunjungan. Di bagian belakang Balairung terdapat sebuah kolam yang besar, yang dulunya hanya berukuran kecil yang dimanfaatkan sebagai tempat mencuci kaki. Sekarang di atas kolam ini sudah dibangun pentas terapung yang tujuannya sebagai tempat permainan anak nagari. Konon kabarnya ada cerita lain tentang ruang yang terputus karena discuri oleh Belanda dan dibawa ke Pariangan, yang sekarang bernama labuah saruang. Karena Balairung ini tidak mengikuti aliran Koto Piliang dan Bodi Caniago, maka ia tidak memiliki anjung, bangunannya rendah tanpa dinding sama sekali, sehingga setipa orang dapat melihat permufakatan yang diadakan di atasnya. Di halaman depan terdapat pulalapangan yang agak ditinggikan dari tanah yang ditanami dengan rumput-rumputan dan bunga-bunga. Pada lapangan ini juga terdapat batu tapakan tempat duduk. Lapangan tempat beristirahat atau berangin-angin peserta musyawarah setelah melakukan musyawarah. Batu tapakan merupakan tempa duduk mereka sambil menyaksikan atraksi-atraksi kesenian yang disajikan seperti randai, tari-tarian, selawat dulang, rabab dan sebagainya. Lapangan ini disebut juga dengan medan nan bapaneh. Dengan beristirahat sejenak disana akan mendinginkan kepala agar dapat melanjutkan musyawarah kembali. Balairung hanya boleh didirikan di perkampungan yang berstatus nagari. Kerana nagari Tabek sudah memenuhi kriteria sebagai sebuah nagari maka dibangun Balairung Sari si daerah ini. 2. Konstruksi Pengertian konstruk adalah susunan / bagian-bagian dari bangunan yang membentuk sebuah bangunan. Pada bangunan balairung sari konstruk bangunannya terdiri dari : a. Bentuk Bangunan Balairung sari bangunan tradisional minangkabau yang membujur dari uatar ke selatan, dengan panjang bangunan 48, 24 meter, lebar 3,4 meter dan tinggi bangunan dari pembautan kosong yang dipasang disekeliling 5,30 meter sampai ke puncak atap atau nok yaitu sebatang kayu yang berfungsi sebagai temapt kedudukan atau sebagai ukuran gonjong. Kalau kita perhatikan pemasangan batu kosong pada bagian bawah ini, sedikit terdapat keunikan dimana pemasangan batunya tidak menggunakan bahan perekat semen sebagaimana layaknya bangunan candi di daerha Jawa, namun bangunan ini dapat bertahan sampai sekarang, lebih kurang usianya sudah 300 tahun. Pada beberapa bagian bangunan sudah mengalalami kerusakan dan keropos dan sudah mengalami penggantian dan perbaikan seperti lantai dan atap. Namun tiang yang ada sekarang masih merupakan tiang yang aslinya. Bentuk bangunan Balairung Sari bila dilihat secara keseluruhan tanpak menyerupai perahu. Menurut cerita dari versi masyarakat setempat sebelum dibangunnya Balairung Sari ini diawali dengan pemufakatan dari perangkat nagari tentang bagaimana bentuk balai adat yang akan dibangun. Sesuai dengan pemufakatan bersama maka dipilihlah bentuk bangunan ini seperti sebuah perahu dengan dilatarbelakangi sejarah nenek moyak Minangkabau adalah seorang pelaut. Selain itu bentuk perahu melambangkan keseimbangan / keadailan dan kesatuan dimana dalam mengurangi lautan menggunakan perahun harus bisa menjaga keseimbangan dan kerjasama para awak kapalnya/perahunya. Karena bila tidak bisa menjaga keseimbangan dan menjaga kerjasama akan mendapat kesulitan ditengah laut. Ini diibaratkan sebuah Balairung harus bisa memberikan keputusan yang adil dan seimbang dalam mengarungi kehidupan ditengah masyarakat. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pendirian Balairung Sari dapat terlihat dari mamangan adat : Balai-balai balerong panjang Batonggak tareh jilatang Baparan baaka lundang Bakasau manulang ikan Batabuak puluik-puluik Bagandang saliguri Balapiak salai hilalang, ini semua nanti akan terlihat dari setiap konstruksi bangunan yang ada. b. Tonggak / Tiang Tonggak tiang merupakan bagaian bangunan yang sangat penting dalam berdirinya sebuah bangunan. Tiang ini diambil dari kayu tareh jilatang, merupakan jenis pohon yang tidak terlalu tinggi yang kualitasnya sangat bagus untuk dijadikan sebagai tonggak. Buktinya sampai saat ini belum pernah tonggak tersebut diganti, artinya masih tonggak yang asli yang sudah berusia ratusan tahun. Tiang/tonggak ini berjumlah 36 buah. c. Paran Paran adalah balok blandar penahan beban dari rangka atap atap agar atap tidak langsung menekan pada tiang. Jumlah dua buah dengan panjang 47 x 8 x 12 m. Dibuat dari akar lundang, yang diambil dari jenis tumbuhan besar. d. Kasau Kasau adalah kayu kerangka yang dipasang untuk menghubungkan para dan kuda-kuda. Kasau bangunan ini berjumlah 102 buah dengan ukuran panjang 6 x 12 x 6 cm yang susunannya atau bentuknya tidak sama unjung pangkalnya. e. Gonjong Gonjong adalah bentuk hiasan yang terdapat pada atap balairung. Gonjong terbuat dari loyang atau bisa juga dari timah putih yang beerbentuk kerucut. f. Atap Salah satu yang menjdi ciri khas dari banguan tradisional Minangkabau adalah atapanya yang memiliki gonjong runcing menyerupai tanduk kerbau. Jumlah gnojong atapnya adalah 6 buah. Menurut masyarakat disini jumlah yang enam ini melambangkan rukun imamyakni menyimbolkan syariat Islam yang dianut masyarakat Minangkabau. Atap ini terbuat dari ijuk dan di kiri kanannya dipasang papan penahan air hujan supaya pada waktu hujan air tidak masuk pada ruangan bangunan. g. Ruangan Ruangan Balairung Sari berjumlah 17 ruangan yang membujur dari utara ke selatan. Jumlah ini melambangkan jumlah rakaat sholat lima waktu yang kita kerjakan sehari semalam. h. Lantai Lantai bangunan Balairung Sari rata tanpa anjung. Hal ini sesuai dengan kelarasan yang mereka anut yakni lareh nan Bunta tidak memakai kelarasan Bodi atau Koto Piliang. i. Tangga Tangga adalah satu bagian dari bangunan Balairung Sari yang pertama dan terakhir dilewati, bila menaiki atau menuruni Balairung. Tangga ini ditempatkan di bagian depan bangunan. Tangga ini berjumlah du buah dibagian kiri dan kanan bangunan Balairung Sari dengan jumlah anak tangganya masing-masing 4 buah. Tangga ini terbuat dari bantu dan semen. Sebelum memasuki lokasi Balairung Sari kita terlebih dahulu akan melewati sebuah gapura atau pintu gerbang. Gapura ini juga diberi atap bergonjong seperti halnya Balairung Sari. 3. Arti Simbol, Ornamen dan Fungsi Persyaratan adanya sebuah nagari antara lain adalah memeliki balai adat. Dengan demikian pendirian sebuah balai adat telah mentakan bahwa telah terbentuk sebuah nagari. Jadi balai adat dapat berupa simbol dari terbentuknya sebuah nagari. Balai adat/Balairung Sari yang berada di daerah Tabek Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar ini, meskipun bentuk bangunannya seperti rumah gadang, yakni memiliki tiang dan atap yang bergonjong, namum ia tidak memiliki dinding, pintu maupun daun jendela. Hal tersebut memperlihatkan sistem demokratis yang dianut oleh orang Minangkabau sejak lama, sehingga setiap musyawarah yang dilakukan dapat disaksikan oleh masyarakat banyak. Dengan demikian bangunan ini tidak memiliki ornamen atau hiasan-hiasan layaknya bangunan tradisional di Minangkabau yang mana dinding, pintu maupun daun jendela penuh dengan berbagai jenis ukiran sesuai dengan penempatannya masing-masing. Akan tetapi bangunan Balairung Sari ini akan dihias dengan bermacam-macam atribut dan ornamen, yaitu pada waktu diselenggarakannya upacara adat secara besar-besaran atau baralek gadang dalam rangka batagak penghulu, menyambut tamu kehormatan ataupun alek nagari lainnya. Pada saat acara tersebut Balairung Sari akan berpenampilan lain dari hari biasanya karena seluruh ruangan akan ditata/didekor sedemikian rupa dengan kelengkapan adat yang berlaku di M inangkabau seperi ; a. Pelaminan Kata pelaminan berasal dari kata lamin, sedangkan pelamin berasal dari bahasa melayu kuno yang berarti tanda atau menunjukkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jadi pelaminan artinya perbauran antara keduanya. Namun pelaminan tidak selalu hanya dipakai sebagai tempat duduk dari kedua pengantin. Pelaminan pada hakikatnya merupakan singgasana dalam sebuah istana, atau tempat kehormatan yang terdiri dari berbagai jenis dengan bentuk yang beragam. Maisng-masing bagian mempunayai makna/simbol tertentu sesuai dengan adat istiadat yang berlaku diantaranya. b. Langik-langik (tirai kolam) Merupakan beludru bewarna hitam kemudian diberi jambul kain persegi lima runcing ujungnyaberwarna hitam dan merah yang dipasang berselang seling. Permukaan kain dihiasi dengan sulaman benang emas, kemudian diberi kaca bulat sebagai lambang kekuatan penolak bala dan taburan papi-api warna merahdan kuning menambah semarak tirai langik-langik tersebut. dengan adanya pemasangan tirai langik-langik melambangkan kebesaran dan kebangsawanan orang yang duduk di bawahnya. c. Tabie Tabie (tabir) terbuat dari kain berwarna warni yang sambung-sambung merupakan lambang persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Namun ada tiga warna pokok yaitu merah kuning dan hitam, masing-masing warna mempunyai makna tertentu pula. d. Jumlah banta gadang Jumlah banta gadang juga dapat menunjukkan besar kecilnya tingkat upacara yang dilakukan biasanya ditandai dengan pemotongan hewan ternak seperti kerbau, sapi, kambing dan sebagainya. e. Ornamen lainya Ornamen lainnya adalah pemasangan marawa yang berjejer disekitar lokasi Balairung Sari ini. Dengan semikian akan kelihatan sekali perbedaannya dengan hari-hari biasanya. Pemasangan marawa ini juga dapat sebagai salah satu informasi kepada masyarakat bahwa ditempat ini sedang dilaksanakan suatu upacara. 4. Fungsi Balairung Sari Sebagaimana telah disebutkan terdahulu bahwa Balairung Sari Tabek ini fungsinya tidak jauh berbeda dengan balai adat yang ada disetiap nagari di Minangkabau ini, yaitu sebagai tempat bermusyawarah, menyelesaikan segala sengketa yang terjadi di dalam kaum dan sebagainya. Balairung ini tidak hanya kaum yang ada di nagari Tabek saja yang memanfaatkannya sebagai tempat bermusyawarah. Biasanya sesuatu yang telah diambil keputusan ditempat lain akan dilewakan atau diundang ditempat ini. Atau belum ada keputusan ditempat lain maka akan diambil /dicarikan jalan keluarnya melalui musyawarah mufakat. Jadi bila timbul masalah dalam kaum, suku ataupun dalam nagari, maka dilakukan dulu musyawarah dalam kaum, atau dalam suku yaitu antara ninik mamak dalam nagari, sehingga sesuai mamangan berikut : Duduak surang basampik-sampik Duduak basamo balapang-lapang Maksudnya memecahkan suatu masalah jika dilakukan sendiri akan terasa sulit untuk mencarikan jalan keluarnya, tetapi jika difikirkan bersama-sama akan mendapatkan jalan keluar dari maslah tersebut karena masing-masing punya pendapat sendiri-sendiri sehingga banyak pendapat yang bisa ditelaah untuk mencarikan solusi dari maslah tersebut. Karena dikaji baik buruknya dengan akal budi yang sehat. Maka pendapat yang banyak medukung itulah yang paling tinggi nilainya. Adapun ukuran-ukuran yang dapat dipakai untuk mandapatkan hasil musyawarah ayng baik itu adalah manuruik cupak dengan gantang, manuruik barih jo balabeh, artinya cupak dengan gantang ukuran menurut undang-undang sedangkan varis dan beblebas itu adalah sesuai dengan alur dan patut. Kemudian keputusan yang diambil setelah melalui pertimbangan-pertimbangan dengan suara bulat tanpa ada kebimbangan barulah dilahirkan suatu keputusan. TATA CARA MUSYAWARAH DI BALAIRUNG SARI Balairung sari adalah bangunan yang merupakan prasarana dalam melaksanakan musyawarah untuk menyusun dan menetapkan peraturan-peraturan adat yang berlaku pada suku Minangkabau. Musyawarah merupakan siri khas sosial buday suku Minangkabau secara umum dan khusunya di daerah Tabek. Peraturan adat Minangkabau yang tertera dalam petatah petitih yang terkait dengan musyawarah dapat diketahui dari petatah petitih yang berbunyi bulek aia dek pambuluh, bulek kato dek mufakek, yang artinya segala sesuatu yang akan berlaku dalam kehidupan bersuku dan bernagari harus berdasarkan hasil dari kebulatan bersama. Demikian pula dengan keabsahan peraturan yang telah diputuskan sebelum diteapkan dan disampaikan kepada masyarakat harus benar-benar telah diasyahkan secara bersama-sama. Seperti yang dingkapkan pepatah adat batali dapek diirik, batangkai dapek dijinjiang, bulek dapek digalindiangkan, data dapek dilayangkan, yang berarti nilai keabsahan suatu peraturan adat bila benar-benar telah disyahkan harus ditaati dan dipatuhi bersama-sama. Peraturan adat atau suatu keputusan bersama ini pada dasarnya berbentuk lisan, namun dalam pelaksanaanya orang tetap pada satu pendapat, sehingga jarang sekali hasil musyawarah ini menjadi rekaya atau asal dibuat-buat saja atau juga ditambah-tambah atau dikurangi untuk suatu kepentingan. Inilah yang merupakan ciri khasatau keunikan dari adat Minangkabau, dimana walaupun suatu peraturan yang telah dibuatdalam bentuk tertulis namun kemurnian peraturan tetap terjaga. Ketika dalam menyusun dalam menuyusun atau membuat peraturan adat, perangkat-perangkat adat tetap berpijak pada rancak dek awak katuju dek urang, yang mengandung pengertian setiap peraturan yang dibuat tersebut hendaklah dapat diterima oleh seluruh masyarakat sehingga setiap orang tidak punya beban, tidak merasa dirugikan dalam memegang teguh peraturan adat dan melaksanakannya. Dengan sendirinya pertauran adat yang telah ditetapkan tersebut indak lakang dek paneh indak lapuak dek hujan, siang jadi tungkek malam jadi banta, ia akan kekal sepanjang masa karena merupakan pedoman hidup dalam berfikir dan bertindak. Kenagarian Tabek Kecamatan Pariangan terdiri dari dua jorong yaitu jorong Tabek dan jorong Bulu Kasok. Di daerah Tabek ini kelarasan yang dianut adalah lareh nan bunta, yang berarti tidak memakai kelarasan Bodi Caniago dan tidak pula memakai kelarasan Koto Piliang. Seperti mamangan dalam adat : Pisang sikalek kalek hutan Pisang timbatu nan bagatah Bodi Caniago bukan Koto Piliangnyo antah Kenagarian Tabek ini terbagi atas 4 persukuan yakni : 1. Suku melayu di bawah Malin Sampono 2. Suku Sei Napar di bawah pimpinan Khatib Marajo 3. Suku Si Jangko di bawah pimpinan Kahtib Sinaro 4. Suku Ampek Niniak di bawah pimpinan Imam Mudo Sebagai pemegang nagari pada nagari Tabek ini adalah ninik mamak yang terdiri dari : 1. Ninik mamak nan barampek yang digelari dengan pucuak bulek, yang berarti pemegang suatu kesepakatan (pamacik kato) 2. Ninik mamak nan salapan, yang ergelar nini mamak urek tunggang, yang berarti ninik mamak yang bertugas mencari informasi untuk mencapai keputusan. 3. Ninik mamak nan enam baleh, yang bergelar dahan dan rantiang, yang berarti mencari dan menghimpun adanya persoalan-persoalan di dalam masyarakat. 4. Ninik mamak Tungganai rumah, bertugas menginformasikan putusan-putusan yang ada ke masing-masing suku (bajanjang naiak, batanggo turun) Ninik mamak terdiri dari Penghulu, Malin, Dubalang dan Manti : a. Penghulu Keberadaan penghulu di nagari merupakan sebagai orang terpandang dan berkelas tinggi. Mereka juga disebut dengan istilah rang kayo (orang kaya). Mereka hidup dari hasil tanah yang luas yang diperuntukkan oleh anggota kaumnya selama ia berfungsi sebagai penghulu. Pekerjaannya dalam nagari cukup banyak adalah sebagai pengatur kehidupan masyarakat, atau menentukan apa yang terbaik untuk masyarakat nagari. Jumlah penghulu dalam suku cukup banyak tergantung jumlah rumah gadang yang ada di dalam suku tersebut. satu rumah gadang memiliki satu penghulu. Di dalam rumah gadang atau dalam persukuan sama seperti raja. Dia pemegang otoritas atas hak harta pusaka. Tapi kewenangan yang dia miliki hanya sebatas pengaturan pemilikan tanah atau benda berharga lainnya. Semua isi rumah patuh kepada penghulu. Bimbingan penghulu sangat diharapkan oleh anak kemenakan, baik dalam menata kehidupan pribadi ataupun dalam menjaga keutuhan keluarga. Karena itu pula persyaratan menjadi penghulu di Minangkabau sangat banyak sekali, sebab tidak semua orang bisa memikul tugasnya. Penghulu ibarat kayu besar dalam nagari yang menjadi tumpuan harapan masyarakat karena fungsinya yang tinggi dan luas itu hingga dikatakan daunya tempat berlindung, batangnya tempat bersandar, uratnya tenpat bergantung dan lain-lain. b. Malin Adalah pembantu penghulu dalam bidang agama. Membimbing masyarakat dan menjadi ikutan masyarakat dalam beribadat. Tugasnya mulai dari pengajaran mengaji, menunaikan rukun Islam juga menunjukka ajari masyarakat ke jalan yang diridhoi Allah. Oleh sebab itu sebagai teladan orang banyak, seorang Malin itu seperti : Suluah bendang dalam nagari, nan tahu halal jo haram, nan tahu disyah batal, nan tahu disyariat dab hakekat. c. Dubalang Asal katanya dari hulubalang. Pembantu penghulu dalam bidang penegak keamanan nagari, suku dan anak kemenakan yang dapat menindak langsung segala yang terjadi ditenga-tengah masyarakat. Keberadaan dubalang dalam pesukuan hanya satu orang. Apabila dalam nagari terdapat lima buah suku maka jumalh dubalang di nagari itu hanya lima oarang saja. Tugas mereka adalah sebagai pemagar nagari. Mereka dikenal sebagai orang yang cepat kaki ringan tangan. Selain itu di dalam pesukuan dubalang juga berfungsi sebagai pengubungdari sejumlahpeghulu yang ada dalam suku tersebut. bila suatu waktu akan diadakan musyawarah suku maka dubalang yang menghubungi para penghulu dan membawa kabar diantara penghulu dalam menetapkankapan dan dimana tempat musyawarah akan dilangsungkan. Sesarnya dubalang karena balai adat. Untuk kenagarian Tabek setiap dubalang dalam sukunya memiliki gelar masing-masing, seperti : Suku melayu bergelar Rajo Bujang Suku Sei Napar bergelar Angku Nan Kayo Suku Sijangko bergelar Magek Rajo Suku Ampek niniak bergelar Bagindo Sutan d. Manti Sementara manti tidak terdapat di nagari Tabek disebabkan karena kelarasan yang dipakainya adalah lareh nan bunta. e. Pegawai Dalam tatanan adat Minangkabau terdapat pula berbagi unsur dalam syarakat diantaranya pegawai, dalam hal ini adlah semua orang yang menjalankan peraturan dan undang-undang adat mulai dari jabatn rendah sampai ke yang tinggi yang berada di bawah kekuasaan raja dalam tiap-tiap nagari, kaum, luhak dan lareh. Jadi pegawai di Minangkabau adalah pembantu-pembantu raja atau penghulu sebagai penghubung

sumber : www.tanahdatar.go.id

READ MORE - Balairung Sari Tabek