Bermain Moa di Tilanga

Kamis, 08 Juli 2010

Kondisi alam Tana Toraja dikelilingi pegunungan. Dan memang hampir semua objek wisata yang ada di Toraja terletak di daerah pegunungan. Diantaranya Tilanga yang berada tepat di bawah pegunungan kapur. Objek wisata ini kerap dikunjungi keluarga yang tinggal di sekitar maupun di luar Tana Toraja.

Daya tarik utama dari Tilanga ini adalah adanya beberapa ekor moa (belut berkuping) yang tinggal di dalam kolam alami. Moa tersebut kerap keluar dari dalam celah-celah bebatuan gamping yang mengelilingi kolam. Tapi tidak ada yang tahu letak tepatnya dimana moa itu tinggal. Moa yang satu ini, dalam bahasa Torajanya disebut dengan masapi. Ukurannya cukup besar, kira-kira tiga kali ukuran ikan arwana dewasa.

Tidak sembarang dan semua orang dapat memanggil masapi hingga keluar dari 'rumahnya'. Tapi ada seorang gadis kecil yang mampu melakukannya. Anak kecil yang tidak diketahui namanya itu, tinggal tak jauh dari kolam. Dengan hanya menjentik-jentikan jarinya ke dalam air dan berbekal sebutir telur bebek rebus, ia mampu memanggil moa-moa itu keluar.

Tana Toraja merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang paling menarik dan terkenal di Sulawesi Selatan. Selama ini orang lebih mengenal kebudayaanya yang memang menjadi andalan. Padahal masih banyak objek wisata lain yang patut dikunjungi bersama keluarga.

Gadis itu berusia sekitar 12 tahun dan memang sejak dari kecil ia diwariskan bakat mampu memanggil masapi keluar dari sarangnya. Gadis itu pun tidak mau memanggil hewan piaraannya itu keluar kecuali pengunjung yang datang memhawakannya telur bebek rebus. Tak terlihat sedikitpun ketakutan atau kengerian di wajah gadis itu saat beberapa moa besar keluar dan mendekatinya. Seolah ada huhungun emosional di antara mereka. Kadang si gadis itu mengaku merasa kasihan dengan masapi yang sudah dipanggilnya. Lantaran masapi itu tidak mendapatkan apa-apa sebagai balasannya.

Beberapa pengunjung yang datang ke Tilanga diperbolehkan memanggil masapi. Namun tak seorangpun yang berhasil membuat masapi-masapi itu muncul ke permukaan air kolam. Meskipun gagal, tapi pengunjung tak begitu kecewa. Karena suasana alam di Tilanga cukup mampu menghibur hati.

Di sekeliling kolam tumhuh pepohonan jati putih dan bambu yang membuat suasana sekitarnya semakin teduh dan sejuk. Air kolamnya pun sangat jernih sampai bebatuan di dasarnya terlihat dengan mata telanjang. Pengunjung diperbolehkan mandi dan berenang di kolamnya. Meski airnya dingin tapi justru membuat tubuh menjadi segar.

Tapi tak seorangpun yang diperkenankan menggunakan sabun dan shampoo. Ini dimaksudkan supaya kelangsungan hidup moa tetap terjaga. Pengunjung yang malas berenang, biasanya duduk-duduk di atas batu gamping di pinggir kolam sambil menikmati kesejukan udara dan air kolamnya.

Bahkan ada pengunjung yang betah berlama-lama di sana agar bisa melihat Rajanya Moa. Konon kabarnya, setiap tengah malam raja masapi berukuran paling besar muncul ke permukaan kolam untuk membersihkan dedaunan yang jatuh berguguran dari pepohonan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu setiap pagi tiba, kolam itu selalu dalam keadaan bersih.

Cerita lain menyebutkan bahwa melihat moa di Tilanga membawa keberuntungan tersendiri. Apalagi kalau bisa melihat masapi putih dan hitam yang disebut massapi bonga. Mungkin moa yang berwarna seperti kerbau bule di Toraja ini, jumlahnya sangat sedikit dibanding jenis moa lain yang ada di sana.

Meski cerita itu membuat Tilanga agak berbau mistik. Namun tetap saja Tilanga tak pernah sepi pengunjung, terlebih pada akhir pekan dan liburan sekolah. Bahkan banyak pengunjung yang datang berulang kali sampai berhasil melihat masapi.

Tips Perjalanan

Tilanga berada di Kelurahan Sarira, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 3 km dari jalan poros Rantepao atau sekitar 15 km dari Rantepao.

Tiket masuk objek wisata ini cukup murah. Anak-anak dikenakan Rp 1.000, orang dewasa Rp 5.000 sedangkan wisatawan asing Rp 10.000 per orang. Alasan utama mengapa orang ramai berkunjung ke Tilanga karena ingin melihat moa, si penghuninya.

Selain itu karena ingin menikmati pemandangan alam indah yang terpampang mulai dari perjalanan hingga ke lokasi, yang mampu membuat siapapun enggan mengalihkan perhatian.

Kalau ingin berenang jangan lupa bawa baju ganti. Jangan khawatir, di Tilanga tersedia kamar ganti. Pengelolanya sengaja membiarkan tempat ini alami seperti apa adanya, karena memang kondisi seperti itulah yang dicari dan digemari oleh para wisatawan terutama turis asing.

Sumber: Majalah Travel Club

0 komentar:

Posting Komentar