Kalung Gigi Buaya dari Nabire

Kamis, 08 Juli 2010

Kedekatan masyarakat Nabire dengan alam mampu menghasilkan produk cenderamata bernilai artistik tinggi. Salah satunya kalung gigi buaya. Mungkin Anda tak pernah menyangka jika untuk membuat beberapa kalung unik khas Nabire seorang perajin harus menangkap buaya terlebih dahulu.
Padahal, buaya adalah makluk paling menakutkan di sungai karena kebuasannya. Tapi, kebuasan dan kekuatan binatang air itu justru menjadi tantangan sendiri. Sehingga jika seseorang menggunakan kalung dari gigi buaya, akan menjadi kebanggaan tersendiri.

Kalung gigi buaya adalah salah satu souvenir yang bisa diperoleh dari Nabire. Selain itu masih banyak souvenir lain yang menarik dan unik sebagai kenang-kenangan khas daerah ini. Meski jauh dari kesan mewah, dari segi keunikan dan kelangkaan, beberapa kerajinan ini dapat dikoleksi atau menjadi hiasan bercorak natural dan kultural yang dapat menghiasi rumah kita.

Beberapa kerajinan yang menonjol dan paling banyak terbuat dari batok kelapa. Dari limbah buah kelapa ini diolah menjadi berbagai jenis souvenir untuk berbagai keperluan. Misalnya dari batok kelapa yang kecil masyarakat setempat memakainya sebagai tempat menyimpan sirih atau berfungsi sebagai dompet. Bagi kita dompet semacam ini menjadi sangat aneh tetapi sebagai souvenir atau cinderamata barang ini memberi kesan unik dan antik apalagi tidak bisa diperoleh di sembarang tempat.

Selain itu dari batok kelapa ini diolah jadi jepitan rambut, bros dan mata kalung. Hiasan lain yang tidak kalah unik dan menarik adalah gelang dan pajangan rumah berbentuk burung Cendrawasih. Dari berbagai hiasan itu harga berskisar dari Rp15.000 - Rp200.000. Tabura atau terompet dari kerang adalah salah satu yang paling mahal.

Menurut Laurent Yobi, salah seorang perajin, kerajinan souvenir yang ditawarkan dari Nabire adalah asli sentuhan alami masyarakat setempat yang merupakan ekspresi keseharian mereka yang tidak jauh dari alam.

"Bukan bermaksud sombong, produk kerajinan kami ini memiliki nilai artistik yang tinggi. Karenanya kami akan merasa bangga jika souvenir-souvenir kami diminati banyak orang, sehingga tentunya daerah kami pun akan lebih dikenal sebagai produsen cenderamata yang unik dan langka," ujar Laurent Berahap.

Sumber: Majalah Travel Club

0 komentar:

Posting Komentar